Thursday, June 18, 2015

DO'A UNTUK MAYAT

Dari Ummu Salamah ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
"Apabila kamu datang kepada orang yang sakit atau orang yang meninggal dunia, maka berkatalah yang baik-baik karena sesungguhnya malaikat meng-aamiinkan apa yang kamu ucapkan."
Maka ketika Abu Salamah meninggal dunia, saya datang kepada Nabi SAW. dan berkata:
"Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Salamah telah meninggal dunia."
Beliau bersabda: "Ucapkanlah
ALLAAHUMMAGHFIR LII WALAHU WA-A'QIBNII MINHUU 'UQBAN HASANAH 
(Wahai Allah, ampunilah dosa saya dan dosa Abu Salamah, serta gantikanlah kepada saya yang lebih baik)."
Ummu Salamah berkata: "Kemudian Allah mengganti kepada saya seseorang yang lebih baik daripada Abu Salamah, yakni Muhammad SAW."
(HR. Muslim)

Dari Ummu Salamah ra., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda:
"Barangsiapa yang di waktu tertimpa musibah mengucapkan:
INNAA LILLAAHI WA INNA ILAIHI RAAJI'UUN. ALLAAHUMMA 'JURNII FII MUSHIIBATII WA AKHLIF LII KHAIRAN MINHAA
(Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kami pasti akan kembali kepada-Nya. Wahai Allah berilah saya pahala dalam musibah ini dan berilah saya ganti yang lebih baik daripada musibah yang menimpanya itu). 
Ummu Salamah berkata: 'Ketika Abu Salamah meninggal dunia, saya mengucapkan do'a yang diajarkan oleh Rasulullah SAW., kemudian Allah Ta'ala memberi ganti kepada saya dengan orang yang lebih baik daripada Abu Salamah, yakni Rasulullah SAW.'"
(HR. Muslim)

Dari Abu Musa ra. bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda:
"Apabila anak seseorang itu meninggal dunia, maka Allah Ta'ala bertanya kepada malaikat-Nya:
'Kamu telah mencabut nyawa anak hamba-Ku?'
Malaikat menjawab: 'Ya.'
Allah Ta'ala bertanya lagi: 'Kamu telah mencabut nyawa buah hatinya?'
Malaikat pun menjawab: 'Ya.'
Allah berfirman: 'Maka apa yang diucapkan oleh hamba-Ku itu?'
Malaikat menjawab: 'Ia memuji kepada-Mu dan mengucapkan: INNAA LILLAAHI WA INNA ILAIHI RAAJI'UUN.'
Kemudian Allah Ta'ala berfirman: 'Bangunlah untuk hamba-Ku sebuah rumah di dalam surga, dan namakanlah rumah itu dengan nama Baitul hamdi (Rumah pujian)'."
(HR. Turmudzi)

Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda:
"Allah Ta'ala berfirman: Aku tidak akan memberi balasan kepada hamba-Ku yang mukmin, apabila Aku mengambil kekasihnya di dunia ini, kemudian ia ridha dan menghadapkan pahala kepada-Ku melainkan balasan surga."
(HR. Bukhari)

Dari Usamah bin Zaid ra., ia berkata:
"Salah seorang putri Nabi SAW. mengutus seseorang untuk mengundang dan memberitahu kepada beliau bahwa anak putri Nabi itu akan meninggal dunia, kemudian beliau bersabda kepada utusan itu: 'Kembalilah kamu kepada putriku dan katakanlah kepadanya bahwa menjadi hak Allah untuk mengambil dan memberi sesuatu. Segala sesuatu itu ada batas yang telah ditentukan olehNya, maka suruhlah ia supaya bersabar dan mengharapkan pahala kepadaNya.'"
(HR. Bukhari dan Muslim)

DO'A KETIKA MENYAKSIKAN ORANG MENINGGAL DUNIA

Dari Ummu Salamah ra., ia berkata: Rasulullah SAW. masuk ke rumah Abu Salamah yang pada waktu itu masih terbuka matanya, kemudian beliau memejamkannya, seraya bersabda:
"Sesungguhnya apabila nyawa itu telah dicabut, maka diikuti oleh oleh mata."
Mendengar sabda beliau itu, para keluarganya menangis dengan keras sekali; kemudian beliau bersabda:
"Janganlah kamu berdo'a untuk dirimu sendiri kecuali dengan yang baik-baik, karena sesungguhnya malaikat itu mengaamiini apa yang kamu ucapkan."
Lantas beliau berdo'a:
"ALLAAHUMMAGHFIR LI-ABII SALAMMATA WARFA'DARAJATAHU FIL MAHDIYYIINA WAKHLUFHU FII 'AQIBIHI FIL GHAABIRIINA WAGHFIR LANAA WALAHUU YAA RABBAL 'AALAMIINA WAFSAH LAHU FII QABRIHI WANAWWIR LAHU FIIH
(Ya Allah, ampunilah dosa Abu Salamah, tinggikanlah derajatnya dalam golongan orang yang mendapat petunjuk, berilah keturunan yang baik di belakang hari, ampunilah dosa kami, dan dosanya wahai Tuhan semesta alam, lapangkanlah kuburnya, dan terangilah ia di dalam kuburnya)."
(HR. Muslim)

MEMBERI TUNTUNAN KEPADA ORANG YANG AKAN MENINGGAL DUNIA

Dari Mu'adz ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
"Barangsiapa yang akhir perkataannya adalah LAA ILAAHA ILLALLAAH, maka ia masuk surga."
(HR. Abu Dawud dan Al Hakim)

Dari Abu Sa'id Al Khudriy ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
"Tuntunlah orang yang hendak meninggal dunia dengan ucapan LAA ILAAHA ILLALLAAH"
(HR. Muslim)

BOLEH MENGELUH SAKIT

Dari Ibnu Mas'ud ra., ia berkata: Saya masuk rumah Nabi SAW. dimana beliau sedang dalam keadaan sakit panas. Kemudian saya memegang beliau dan berkata: "Sesungguhnya tubuh engkau panas sekali."
Beliai menjawab: "Memang, aku menderita panas 2x lipat dengan orang-orang seperti kamu."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Sa'id bin Abu Waqqash ra., ia berkata: Rasulullah SAW. datang menjenguk saya karena sakit keras, kemudian saya berkata: "Saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada diri saya, sedangkan saya adalah orang yang kaya dan tidak mempunyai ahli waris kecuali seorang anak perempuan."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadist ini masih ada lanjutannya.

[Dari Sa’ad bin Abi Waqqash ra. berkata: Rasulullah SAW. menengokku pada haji wada’ dari cekaman suatu penyakit yang hampir saja  merenggut nyawaku lalu aku berkata: 
"Ya Rasulullah, sebagaimana engkau lihat, penyakitku ini cukup berat, sedangkan aku adalah orang yang berharta dan tidak ada ahli warisku kecuali seorang anak perempuanku. Bolehkah aku bersedekah dengan 2/3 dari hartaku?” 
Rasulullah SAW. menjawab: "Jangan" 
Aku berkata: "Bagaimana kalau separuhnya?" 
Rasulullah SAW. menjawab: "Jangan, 1/3 saja dan 1/3 pun sudah cukup banyak. Sesungguhnya jika engkau tinggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya raya adalah lebih baik daripada engkau tinggalkan mereka dalam keadaan kekurangan meminta-minta kepada manusia. Dan tidaklah engkau mengeluarkan suatu pembelanjaan dengan menuntut keridhaan Allah, melainkan engkau akan diberi pahala karenanya hingga sesuap makanan yang engkau suapkan ke mulut istrimu." 
Aku berkata: "Ya Rasulullah, apakah aku ditinggalkan (di Makkah) sesudah kawan-kawanku (berhijrah)?" 
Rasulullah SAW. menjawab: "Sesungguhnya engkau tidak ditinggal lalu engkau beramal dengan suatu amal yang ditujukan untuk mencari keridhaan Allah melainkan dengannya engkau akan bertambah derajat dan pangkatmu. Barangkali engkau tertinggal ini akan mendatangkan manfaat bagi orang banyak dan mendatangkan kerugian bagi lainnya." 
Kemudian Rasulullah SAW. berdo’a: “Ya Allah teruskanlah bagi sahabat-sahabatku hijrah mereka dan jangan Engkau kembalikan mereka ke belakang (ke Mekkah)." 
Tetapi yang kecewa adalah Sa’ad bin Khaulah yang dikasihi oleh Rasulullah SAW. karena ia meninggal dunia di Makkah.
(HR. Bukhari – Muslim)]

Dari Al Qasim bin Muhammad, ia berkata: 'Aisyah pernah mengeluh: "Aduh sakitnya kepalaku."
Kemudian Nabi SAW. bersabda: "Aku juga merasa sakit kepala."
(HR. Bukhari)
Hadist ini masih ada lanjutannya.

Tuesday, June 16, 2015

SUNNAH BERBUAT BAIK TERHADAP ORANG SAKIT

Dari Imran bin Hushain ra. bahwasanya ada seorang perempuan dari Juhainah datang kepada Nabi SAW., dimana ia sedang hamil karena zina. Ia berkata kepada beliau:
"Wahai Rasulullah, saya terkena hukuman had, maka laksanakanlah had itu terhadap diri saya."
Kemudian Nabiyullah SAW. memanggil wali perempuan itu dan bersabda:
"Rawatlah baik-baik perempuan ini dan apabila telah melahirkan maka bawalah ke sini."
Walinya itu melaksanakan apa yang dipesankan oleh Nabi SAW. dan setelah perempuan itu melahirkan, maka dibawalah ke hadapan Nabi SAW. Kemudian perempuan itu diikat dengan bajunya, lantas beliau menyuruh untuk merajamnya, dan setelah ia meninggal dunia, maka beliau menyembahyangkannya."
(HR. Muslim)

DO'A ORANG PUTUS ASA

Dari 'Aisyah ra., ia berkata:
"Saya mendengar Nabi SAW. yang sedang menyandarkan badannya kepadaku berdo'a: 
ALLAAHUMMAGHFIRLII WAHAMNII WA ALHIQNII BIRRAFIIQIL A'LAA 
(Ya Allah, ampunilah dosaku, dan kasihanilah aku, serta temukanlah aku dengan Zat Yang Maha Luhur)."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari 'Aisyah ra., ia berkata:
"Saya melihat Rasulullah SAW. pada waktu beliau hampir wafat, dimana di situ ada sebuah gelas yang berisi air. Beliau memasukkan tangannya ke dalam gelas itu, kemudian mengusap mukanya dengan air serta berdo'a:
ALLAAHUMMA A'INNII 'ALAA GHAMARAATIL MAUTI WASAKARAATIL MAUTI
(Ya Allah, bantulah saya di dalam menghadapi beratnya maut dan kesukaran sakaratul maut)."
(HR. Turmudzi)

SUNNAH BERTANYA TENTANG KEADAAN SI SAKIT

Dari Ibnu Abbas ra. bahwasanya Ali bin Abi Thalib ra. keluar dari rumah Rasulullah SAW. pada waktu beliau sakit menjelang meninggal, kemudian para sahabat bertanya:
"Wahai Abul Hasan, bagaimana keadaan Rasulullah SAW. pagi ini?"
Ali menjawab: "Alhamdulillah pagi ini agak baik."
(HR. Bukhari)

DO'A UNTUK ORANG SAKIT

Dari 'Aisyah ra. bahwasanya apabila ada orang yang datang mengeluh sakit atau terluka kepada Nabi SAW., maka Nabi SAW. bersabda: "Dengan terlunjuknya berbuatlah demikian."
Sofyan bin Uyainah perawi hadist ini meletakkan jari telunjuknya ke tanah dan diludahi sedikit, kemudian diusapkan ke tempat yang sakit, sambil berdo'a:
"BISMILLAAHI TURBATU ARDHINAA BIRIIQATI BA'DLINAA YASYFAA SAQIIMUNAA BI-IDZNI RABBINAA
(Dengan nama Allah, dengan tanah kami ludah sebagian tanah kami, semoga disembuhkan orang yang sakit ini atas izin Tuhan kami)."
(HR. Bukhari dan Muslim)


Dari 'Aisyah ra. bahwasanya Nabi SAW. menjenguk salah seorang keluarganya dengan mengusap tangannya seraya berdo'a:
"ALLAAHUMMA RABBANNAASI ADZIIBIL BA'SA ISYFI ANTASYSYAAFII LAA SYIFAA-A ILLAA SYIFAA-UKA SYIFAA-AN LAA YUGHAADIRU SAQAMAA
(Wahai Allah Tuhan semua manusia, hilangkanlah penyakit, sembuhkanlah karena hanya Engkaulah yang dapat menyembuhkan, tiada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak dihinggapi penyakit lagi)."
(HR. Bukhari dan Muslim)


Dari Anas ra. bahwasanya ia berkata kepada Tsabit rahimahullah:
"Bolehkah saya menjampi seperti jampi Rasulullah SAW.?"
Tsabit berkata: "Silahkan."
Anas mengucapkan:
"ALLAAHUMMA RABBANNAASI MUDZHIBAL BA'SI ISYFI ANTASYSYAAFII LAA SYAAFIYA ILLAA SYIFAA-UKA SYIFAA-AN LAA YUGHAADIRU SAQAMAA
(Wahai Allah Tuhan semua manusia, hilangkanlah penyakit, sembuhkanlah karena hanya Engkaulah yang dapat menyembuhkan, tiada yang menyembuhkan kecuali Engkau, kesembuhan yang tidak dihinggapi penyakit lagi)."
(HR. Bukhari)


Dari Sa'id bin Abu Waqqash ra., ia berkata:
"Rasulullah SAW. menjenguk saya, kemudian berdo'a:
"ALLAAHUMMASYFI SA'DAN ALLAAHUMMASYFI SA'DAN ALLAAHUMMASYFI SA'DAN
(Wahai Allah, sembuhkanlah Sa'ad, 3x)."
(HR. Muslim)


Dari Abi Abdillah Utsman bin Abul Ash ra. bahwasanya ia pernah mengeluh kepada Rasulullah SAW. tentang penyakit yang menimpa badannya, kemudian Rasulullah SAW. bersabda kepadanya:
"Letakkanlah tanganmu pada tempat yang sakit, dan bacalah: BISMILLAAH 3x, lalu bacalah: 
A'UUDZU BI'IZZATILLAAHI WAQUDRATIHI MIN SYARRI MAA AJIDU WA-UHAADZIRU
(Saya berlindung diri kepada kemuliaan Allah dan kekuasaan-Nya dari penyakit yang saya derita dan saya khawatirkan) 7x."
(HR. Muslim)

Dari Ibnu Abbas ra. dari Nabi SAW., beliau bersabda:
"Barangsiapa yang menjenguk orang sakit yang belum datang saat kematiannya kemudian ia membacakan do'a ini sebanyak 7x, niscaya Allah menyembuhkan penyakitnya itu."
Do'a yang dimaksud adalah:
AS-ALULLAAHAL 'AZHIIMA RABBAL 'ARYSIL 'AZHIIMI ANYASYFIKA 7x
(Saya memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Tuhan yang mempunya 'arsy yang besar, semoga Allah memberikan kesembuhan kepada kamu)
(HR. Abu Dawud dan Turmudzi)

Dari Ibnu Abbas ra. bahwasanya Nabi SAW. datang kepada seorang Badui untuk menjenguknya. Ketika ada orang masuk menjenguknya, beliau bersabda: 
"Tidak apa-apa, mudah-mudahan penyakit ini menjadi pencuci dosa; InsyaAllah."
(HR. Bukhari)

Dari Abu Sa'id Al Khudriy ra. bahwasanya malaikat Jibril datang kepada Nabi SAW. dan berkata:
"Wahai Muhammad, engkau sakit?"
Beliau menjawab: "Ya."
Jibril berdo'a:
"BISMILLAAHI ARQIIKA MIN KULLI SYAI-IN YU'DZIIKA, MIN SYARRI KULLI NAFSIN AU 'AININ HAASIDIN ALLAAHU YASYFIIKA BISMILLAAHI ARQIIKA
(Dengan nama Allah, saya menjampikan engkau dari segala sesuatu yang menyakitkan engkau, dan dari setiap jiwa atau mata yang merasa dengki; semoga Allah menyembuhkan penyakitmu, dengan nama Allah saya menjampikan engkau)."
(HR. Muslim)

Dari Abu Sa'id Al Khudriy dan Abu Hurairah ra. bahwasanya keduanya menyaksikan Rasulullah SAW. bersabda:
"Barangsiapa yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH WALLAAHU AKBAR, maka Tuhan membenarkan ucapannya itu serta berfirman: LAA ILAAHA ILLAA ANA WA-ANA AKBAR.

Apabila ia mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAHU LAA SYARIIKA LAHU, maka Tuhan berfirman: LAA ILAAHAANA WAHDII LAASYARIIKA LII.

Apabila ia mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAHU LAHUL MULKUWALAHUL HAMDU, maka Tuhan berfirman: LAA ILAAHA ANA LIYAL HAMDU.

Apabila ia mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAHU WALAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAH, maka Tuhan berfirman: LAA ILAAHA ILLAA ANA WALAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BII."

Dan Nabi SAW. bersabda: "Barangsiapa yang mengucapkan kalimat-kalimat tersebut pada waktu sakit kemudian ia mati dalam sakitnya itu, maka ia tidak akan termakan oleh api neraka."
(HR. Turmudzi)

Wednesday, June 10, 2015

MENJENGUK ORANG SAKIT, MENYEMBAHYANGKAN, DAN MENGANTAR JENAZAH KE KUBUR

Dari Al Barra' bin Azib ra., ia berkata:
"Rasulullah SAW. memerintahkan kepada kami untuk menjenguk orang sakit, mengiring jenazah, mendo'akan orang bersin (yang memuji Allah), menepati sumpah, menolong orang teraniaya, memenuhi undangan dan menyebarluaskan salam."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda:
"Hak orang Islam atas orang Islam lain ada 5, menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengantarkan jenazah, memenuhi undangan, mendo'akan orang yang bersin (yang memuji Allah)."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata:
"Rasulullah SAW. bersabda; 'Pada hari kiamat, Allah Azza wa Jalla berfirman:
'Hai anak Adam (manusia)! Aku sakit tetapi engkau tidak menjenguk-Ku.'
Anak Adam menjawab: 'Wahai Tuhanku, bagaimana aku meski menjenguk-Mu, sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam.'
Allah berfirman: 'Tidakkah kamu tahu bahwa hamba-Ku si Fulan sakit, tetapi tidak mau menjenguknya. Tidakkah kamu tahu bahwa seandainya kamu mau menjenguknya, niscaya kamu menemukan Aku ada di sisinya. Wahai anak Adam, Aku minta makan kepadamu, tetapi kamu tidak mau memberi makan kepada-Ku.'

Anak Adam menjawab: 'Wahai Tuhanku, bagaimana aku meski memberi makan kepada-Mu, sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam?'
Allah berfirman: 'Apakah kamu tidak tahu bahwa hamba-Ku si Fulan minta makan kepadamu, tetapi kamu tidak mau memberinya makan. Apakah kamu tidak tahu bahwa seandainya kamu memberinya makan, niscaya kamu mendapatkan hal itu tertulis di sisi-Ku. Wahai anak Adam, Aku minta minum kepadamu, tetapi kamu tidak mau memberi minum kepada-Ku'

Anak Adam menjawab: 'Wahai Tuhanku, bagaimana aku meski memberi minum kepada-Mu, sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam?'
Allah berfirman: 'Hamba-Ku si Fulan minta minum kepadamu, tetapi kamu tidak mau memberinya minum. Sungguh seandainya kamu memberinya minum, niscaya kamu akan menemukan hal itu tertulis di sisi-Ku.''"
(HR. Muslim)

Dari Abu Musa ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
"Kalian tengoklah orang yang sakit, berilah makan orang yang lapar dan lepaskanlah (tolonglah) orang yang menderita."
(HR. Bukhari)

Dari Tsauban ra. dari Nabi SAW., beliau bersabda:
"Sungguh orang Islam itu apabila ia mengunjungi saudaranya sesama muslim, maka ia tetap berada di kebun surga hingga ia kembali."
Ditanyakan: "Wahai Rasulullah! Apakah khurfatul jannah itu?"
Rasulullah SAW. bersabda: "Kebun yang sedang berbuah di surga."
(HR. Muslim)

Dari Ali ra., ia berkata:
"Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda: 'Setiap orang muslim yang menjenguk sesama muslim pada waktu pagi, maka ia akan dimintakan rahmat oleh 70 ribu malaikat sampai waktu sore. Dan apabila ia menjenguknya pada waktu sore, maka ia akan dimintakan rahmat oleh 70 ribu malaikat sampai waktu pagi, serta ia mendapat jaminan buah-buahan yang siap dimakan di dalam surga.'"
(HR. Turmudzi)

Dari Anas ra., ia berkata:
"Ada seorang pemuda Yahudi yang biasa melayani Nabi SAW. datang untuk menjenguknya, lantas beliau duduk di dekat kepalanya seraya bersabda: '(Masuk) Islamlah.'
Ia melihat ayahnya yang berada di situ juga, kemudian ayahnya berkata: 'Patuhilah Abu Qasim.'
Maka ia pun masuk Islam. Kemudian Nabi SAW. keluar sambil mengucapkan: 'ALHAMDU LILLAAHILLADZI ANQADZHU MINANNAARI (Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari neraka).'"
(HR. Bukhari)

Sunday, June 7, 2015

SUNNAH BERJABAT TANGAN DAN MENUNJUKKAN KASIH SAYANG

Dari Abul Khaththab (Qatadah) ia berkata:
"Saya bertanya kepada Anas ra.: 'Apakah para sahabat SAW. itu biasa berjabat tangan?'
Ia menjawab: 'Ya'."
(HR. Bukhari)

Dari Anas ra., ia berkata:
"Ketika orang-orang dari negeri Yaman datang, maka Rasulullah SAW. bersabda:
'Kini telah datang penduduk kota Yaman dan mereka itulah orang yang pertama kali datang dengan berjabat tangan.'"
(HR. Abu Dawud)

Dari Al Barra' ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
"Dua orang Islam yang bertemu kemudian mereka berjabat tangan, maka dosa kedua orang tersebut diampuni sebelum keduanya berpisah."
(HR. Abu Dawud)

Dari Anas ra. ia berkata: Ada seorang bertanya kepada Rasulullah:
"Wahai Rasulullah, apabila seorang di antara kami, bertemu dengan saudara atau kawannya apakah ia harus membungkukkan diri?"
Beliau menjawab: "Tidak."
Ia bertanya: "Apakah ia harus mendekap dan menciumnya?"
Beliau menjawab: "Tidak."
Ia bertanya lagi: "Apakah ia harus memegang tangannya dan menjabatnya?"
Beliau menjawab: "Ya."
(HR. Turmudzi)

Dari Saffan bin 'Assal ra., ia menceritakan bahwa ada seorang Yahudi berkata kepada kawannya: "Marilah kita pergi menemui Nabi."
Maka keduanya datang kepada Rasulullah SAW. dan menanyakan tentang 9 ayat. Setelah dijawab oleh Nabi SAW. kemudian mereka mencium tangan dan kaki Rasulullah serta berkata:
"Kami bersaksi sesungguhnya engkau adalah seorang Nabi."
(HR. Turmudzi)

Dari Ibnu Umar ra., ia menceritakan sebuah kisah yang di dalamnya terdapat kalimat:
"Kemudian kami mendekat Nabi SAW. dan mencium tangan beliau."
(HR. Abu Dawud)

Dari 'Aisyah ra., ia berkata:
"Zaid bin Haritsah datang ke Madinah dan Rasulullah SAW. sedang berada di rumahku, kemudian ia datang dan mengetuk, lantas Nabi SAW. bangkit dan menarik kainnya, serta memeluk dan menciumnya."
(HR. Turmudzi)

Dari Abu Dzar ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda kepada saya:
"Janganlah kamu sekali-kali meremehkan kebaikan, walaupun hanya dengan bermuka manis apabila kamu berjumpa dengan saudaramu."
(HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata:
"Nabi SAW. mencium Al Hasan bin Ali ra., kemudian Al Aqra' bin Habis berkata: 'Sesungguhnya saya mempunya 10 anak, tetapi saya tidak pernah mencium seorang pun dari mereka.'
Maka Nabi SAW. bersabda: 'Barangsiapa tidak mengasihi, tidak akan dikasihi'."
(HR. Bukhari dan Muslim)

SUNNAH MENDO'AKAN ORANG BERSIN BILA MEMBACA HAMDALAH

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau bersabda:
"Sesungguhnya Allah itu suka pada bersin dan benci pada menguap. Maka apabila salah seorang di antara kamu bersin dan ia memuji Allah Ta'ala (membaca hamdalah), maka bagi setiap orang muslim yang mendengarnya wajib mengucapkan:
YARHAMUKALLAAH
(Semoga Allah mengasihi kamu)
Adapun menguap itu adalah berasal dari setan, maka apabila salah seorang di antara kamu sekalian menguap, hendaklah ia menahannya semampunya, karena apabila salah seorang di antara kamu sekalian itu menguap maka setan menertawakannya."
(HR. Bukhari)

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi SAW., beliau bersabda:
"Apabila salah seorang di antara kamu sekalian bersin, maka hendaklah ia mengucapkan:
ALHAMDULILLAAH
(Segala puji bagi Allah),
dan hendaklah saudara atau kawannya mengucapkan:
YARHAMUKALLAAH
(Semoga Allah mengasihi kamu).
Apabila ada seorang yang mengucapkan: YARHAMUKALLAAH, maka hendaklah orang yang bersin mengucapkan:
YAHDIKUMULLAAH WA YUSHLIH BAALAKUM
(Semoga Allah memberi petunjuk kepadamu dan semoga Allah selalu menunjukkan kebaikan kepada hatimu)."
(HR. Bukhari)

Dari Abu Musa ra., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda:
"Apabila salah seorang di antara kamu sekalian bersin dan ia memuji Allah, maka do'akanlah ia, dan apabila ia tidak memuji Allah, maka janganlah kamu mendo'akannya."
(HR. Muslim)

Dari Anas ra., ia berkata:
"Ada 2 orang bersin di hadapan Nabi SAW., kemudian beliau mendo'akan kepada salah seorang di antara keduanya itu dan tidak mendo'akan kepada yang lain. Maka orang yang tidak dido'akan berkata:
'Si Fulan bersin, engkau mendo'akannya, sedangkan saya bersin mengapa engkau tidak mendo'akan saya?'
Beliau bersabda: 'Si Fulan ini memuji kepada Allah, sedangkan kamu tidak memuji kepada Allah'."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata:
"Rasulullah SAW. apabila bersin, maka beliau meletakkan tangan pada mulutnya dan beliau merendahkan atau menekan suaranya," perawi bimbang.
(HR. Abu Dawud dan Turmudzi)

Dari Abu Musa ra., ia berkata:
"Orang-orang Yahudi bersin di hadapan Rasulullah SAW. dengan harapan agar beliau mengucap: YARHAMUKALLAAH, tetapi beliau hanya mengucapkan: YAHDIKUMULLAAH WA YUSHLIH BAALAKUM."
(HR. Abu Dawud dan Turmudzi)

Dari Abu Sa'id Al Khudriy ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
"Apabila salah seorang di antara kamu sekalian menguap, maka hendaklah ia menutupkan tangan pada mulutnya, karena sesungguhnya setan akan masuk ke mulutnya."
(HR. Muslim)

SUNNAH MENYEBUT NAMA BILA DITANYA: Siapa Kamu?

Dari Anas ra. di dalam hadist tentang Isra' yang telah masyhur, dimana ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
"Kemudian Jibril membawa aku naik ke langit dunia dan minta dibukakan pintu langit,
ketika ditanya: 'Siapa ini?'
Ia menjawab: 'Jibril.'
Ditanya lagi: 'Bersama siapa kamu?'
Ia menjawab: 'Muhammad.'
Kemudian ia naik ke langit kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya. Pada setiap pintu langit ditanya: 'Siapa ini?'
Maka ia menjawab: 'Jibril'."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Dzar ra., ia berkata:
"Saya keluar pada suatu malam, tiba-tiba saya bertemu dengan Rasulullah SAW. dimana beliau berjalan sendirian. Pada saat itu saya berjalan dalam keadaan terang bulan, kemudian beliau menoleh dan melihat saya, lalu bertanya: 'Siapa ini?'
Saya menjawab: 'Abu Dzar'."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Ummu Hani' ra., ia berkata:
"Saya datang kepada Nabi SAW. dan beliau sedang mandi dan ditutupi kain oleh Fatimah, kemudian beliau bertanya: 'Siapa ini?'
Saya menjawab: 'Ummu Hani''."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Jabir ra., ia berkata:
"Saya datang kepada Nabi SAW. dan mengetuk pintu, kemudian beliau bertanya: 'Siapa ini?'
Saya menjawab: 'Saya.'
Beliau bersabda: 'Saya, saya', seolah-olah beliau membenci ucapan itu."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Thursday, June 4, 2015

SOPAN SANTUN DUDUK DAN SIKAP TERHADAP KAWAN DUDUK

Dari Ibnu Umar ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
"Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kamu sekalian membangkitkan seseorang dari tempat duduknya, kemudian ia duduk di tempatnya itu, tetapi hendaklah kamu sekalian memperluas untuk memberi tempat."
Dan bagi Ibnu Umar, apabila ada seseorang bangkit dari tempat duduknya dan Ibnu Umar dipersilahkan untuk duduk pada tempat itu, maka ia tidak mau duduk di tempat itu."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra., bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda:
"Apabila salah seorang dari kamu sekalian bangkit dari tempat duduknya kemudian ia kembali lagi, maka ia adalah orang yang paling berhak untuk menempati tempat tersebut."
(HR. Muslim)

Dari Jabir bin Samurah ra., ia berkata:
"Apabila kami datang kepada Nabi SAW., maka salah seorang di antara kamu duduk dimana ia sampai."
(HR. Abu Dawud dan Turmudzi)

Dari Abu Abdullah (Salman) Al Farisiy ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
"Tidak ada seorang pun yang mandi pada hari Jum'at, kemudian bersuci dengan sempurna dan memakai minyak atau memakai harum-haruman yang ada di rumahnya, kemudian pergi ke masjid dan tidak memisahkan antara dua orang yang sudah duduk lebih dulu, kemudian sholat sebagaimana yang telah ditentukan, serta memperhatikan imam yang sedang berkhutbah, melainkan diampuni dosa-dosanya yang diperbuat antara hari itu sampai Jum'at berikutnya."
(HR. Bukhari)

Dari Amr bin Sya'aib dari ayahnya dari kakeknya, bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda:
"Seseorang tidak diperbolehkan memisahkan antara dua orang (yang sudah duduk lebih dulu) kecuali dengan izin keduanya."
(HR. Abu Dawud dan Turmudzi)
Dalam riwayat Abu Dawud: "Tidak boleh seorang duduk di antara dua orang, kecuali dengan izin keduanya."

Dari Hudzaifah bin Al Yaman ra. bahwasanya Rasulullah SAW. mengutuk orang yang duduk di tengah-tengah lingkaran majelis.
(HR. Abu Dawud)

Dari Abu Mijlaz, bahwasanya ada seseorang duduk di tengah-tengah lingkaran majelis, kemudian Hudzaifah berkata:
"Allah mengutuk orang yang duduk di tengah-tengah lingkaran majelis melalui lisan Muhammad SAW."
(HR. Turmudzi)

Dari Abu Sa'id Al Khudriy ra., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda:
" Sebaik-baik majelis adalah majelis yang lapang."
(HR. Abu Dawud)

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
"Barangsiapa yang duduk dalam suatu majelis dan ia banyak beromong-omong, kemudian sebelum bangkit untuk meninggalkan majelis itu ia mengucapkan:


SUBHAANAKALLAAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU ALLAA ILAA HA ILLAA ANTA ASTAGHFIRUKA WA ATUUBU ILAIKA 
(Maha Suci Engkau Ya Allah, dan dengan memuji-Mu saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Engkau, saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu) 
melainkan diampuni dosa yang diperbuatnya selama ia duduk di dalam majelis itu."
(HR. Turmudzi)

Dari Abu Barzah ra., ia berkata:
"Apabila Rasulullah SAW. hendak bangkit untuk meninggalkan suatu majelis, maka ucapan yang paling akhir diucapkannya adalah:

SUBHAANAKALLAAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU ALLAA ILAA HA ILLAA ANTA ASTAGHFIRUKA WA ATUUBU ILAIKA
(Maha Suci Engkau Ya Allah, dan dengan memuji-Mu saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Engkau, saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu)

Maka ada seseorang berkata:
'Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau mengucapkan suatu ucapan yang tidak biasa engkau baca pada waktu-waktu sebelumnya.'
Beliau bersabda:
'Ucapan itu sebagai kaffarat (pelebur) atas dosa yang diperbuat selama dalam majelis.'"
(HR. Abu Dawud dan diriwayatkan juga oleh Al Hakim Abu Abdullah dari 'Aisyah ra.) 

Dari Ibnu Umar ra., ia berkata:
"Jarang sekali Rasulullah SAW. bangkit dari suatu majelis sebelum membaca do'a-do'a ini:

ALLAAHUMMAQSIM LANAA MIN KHAS-YATIKA MAA TAHUULU BIHII BAINANAA WABAINA MA'SYIYATIKA MAA WAMIN THAA'ATIKA MAA TUBALLIGHUNAA BIHII JANNATAKA, WAMINAL YAQIINI MAA TUHAWWINU BIHI 'ALAINA MASHAA-IBAD DUN-YAA. ALLAAHUMMA MATTI'NA BIASMAA'INAA WA ABSHARARINAA WAQUWWATINAA MAA AHYAITANAA WAJ'ALHU WAARITSA MINNAA WAJ'AL TSA'RANAA 'ALAA MAN ZHALAMANAA, WANSHURNAA 'ALAA MAN 'AADAANAA WALAA TAJ'AL MUSHIIBATANAA FIDDIININAA WALAA TAJ'ALI DUN-YA AKBARA HAMMINA MABLAGHA 'ILMINAA WALAA TUSALLITH 'ALAINAA MAN LAA YARHAMUNAA
(Ya Allah, bagikanlah kepada kami dari rasa takut kepada-Mu yaitu rasa yang dapat menghalangi kami dari berbuat maksiat kepada-Mu, dan bagikanlah rasa taku kepada-Mu yaitu rasa yang dapat menghantarkan kami ke dalam surga-Mu, serta bagikanlah kepada kami rasa yakin yaitu rasa yang dapat meringankan cobaan dunia yang menimpa kami. Ya Allah puaskanlah kami selama Engkau masih memberi hidup kepada kami, dan jadikanlah semua itu mewarisi kami {jangan sampai semua itu ditinggalkan sebelum kami meninggal}. Balaslah orang yang berbuat aniaya kepada kami, tolonglah kami dalam menghadapi musuh-musuh kami. Janganlah Engkau menimpakan cobaan dalam agama kami, dan jangan pula Engkau jadikan dunia itu sebagai tujuan utama kami atau sebagai puncak pengetahuan kami; serta janganlah Engkau jadikan orang yang tidak mempunyai rasa belas kasih terhadap kami menjadi pemimpin kami)."
(HR. Turmudzi)

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
"Suatu kaum yang bangkit dari suatu majelis dimana mereka tidak berdzikir kepada Allah Ta'ala ketika duduk, maka mereka bangkit bagaikan bangkai keledai. Mereka mendapat kerugian yang besar sekali."
(HR. Abu Dawud)

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi SAW., beliau bersabda:
"Suatu kaum yang duduk di suatu majelis dimana mereka tidak berdzikir kepada Allah Ta'ala dan tidak pula membaca shalawat Nabi mereka, maka mereka sungguh mendapatkan kerugian (tergantung Allah) apakah Ia menyiksa mereka atau mengampuni mereka."
(HR. Turmudzi)

Dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah SAW. beliau bersabda:
"Barangsiapa yang duduk dalam suatu tempat duduk kemudian ia tidak berdzikir kepada Allah Ta'ala, maka ia akan mendapat kerugian di hadapan Allah. Dan barangsiapa yang berbaring kemudian ia tidak berdzikir kepada Allah Ta'ala, maka  ia juga mendapat kerugian di hadapan Allah."
(HR. Abu Dawud) 



Wednesday, June 3, 2015

HARAM MENURUNKAN PAKAIAN KARENA SOMBONG

Dari Asma' binti Yazid Al Anshariyah ra., ia berkata:
"Lengan kemeja Rasulullah SAW. hanya sampai pergelangan tangan."
(HR. Abu Dawud dan Turmudzi)

Dari Ibnu Umar ra. bahwasanya Nabi SAW. bersabda:
"Barangsiapa yang menurunkan kainnya di bawah mata kaki karena sombong, maka pada hari kiamat nanti Allah tidak akan melihatnya."
Kemudian Abu Bakar ra. berkata:
"Wahai Rasulullah, sesungguhnya kain saya selalu turun sampai di bawah mata kaki, kecuali apabila saya sangat berhati-hati."
Rasulullah SAW. bersabda kepadanya:
"Sesungguhnya kamu tidaklah termasuk orang-orang yang berbuat semacam itu karena sombong."
(HR. Bukhari)

Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda:
"Nanti pada hari kiamat Allah tidak akan melihat orang yang menurunkan kainnya di bawah mata kaki karena sombong."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi SAW., beliau bersabda:
"Kain yang berada di bawah mata kaki, adalah bagian dari api neraka."
(HR. Bukhari)

Dari Abu Dzar ra. dari Nabi SAW., beliau bersabda:
"Ada 3 kelompok manusia yang kelak pada hari kiamat Allah tidak akan mengajak bicara mereka, Allah tidak akan melihat mereka, dan tidak pula mengampuni dosa mereka; dan mereka akan mendapat siksaan yang pedih."
Rasulullah mengucapkan kalimat itu 3x. Kemudian Abu Dzar berkata:
"Amatlah rugi dan kecewa mereka itu. Siapakah mereka wahai Rasulullah?"
Beliau menjawab:
"Yaitu orang yang menurunkan kainnya, orang yang suka menyebut-nyebut pemberiannya, dan orang yang menjual barang dagangannya menggunakan sumpah palsu."
(HR. Muslim)

Dari Ibnu Umar ra. dari Nabi SAW. beliau bersabda:
"Orang yang menurunkan kain, kemeja, dan sorbannya; barangsiapa yang memanjangkan sesuatu karena sombong, maka kelak pada hari kiamat Allah tidak akan melihat kepadanya."
(HR. Abu Dawud dan Nasa'i)

Dari Abu Jurayz (Jabir) bin Sulaim ra., ia berkata:
"Saya melihat seseorang yang pendapatnya selalu diikuti oleh orang banyak, apapun yang dikatakannya pasti diikuti mereka."
Saya bertanya:
"Siapakah orang itu?"
Para sahabat menjawab:
"Itu adalah Rasulullah SAW.?"
Saya mengucapkan:
"ALAIKASSALAAMU YAA RASULULLAAH 2x."
Kemudian beliau bersabda:
"Janganlah kamu mengucapkan ALAIKASSALAAM, karena ucapan ALAIKASSALAAM adalah salam untuk orang yang sudah meninggal, tetapi ucapkanlah ASSALAAMU'ALAIKUM."
Jabir bertanya:
"Benarkah engkau utusan Allah?"
Beliau menjawab:
"Ya, aku adalah utusan Allah,Zat yang apabila kamu tertimpa suatu musibah kemudian kamu berdo'a kepada-Nya, niscaya Dia akan menghilangkan musibah yang menimpa kamu. Apabila kamu tertimpa paceklik, kemudian kamu berdo'a kepada-Nya, niscaya Dia akan segera menumbuhkan tanaman untuk kamu. Apabila kamu berada di tengah gurun pasir/tanah lapang, kemudian kendaraanmu/ternakmu hilang, lantas kamu berdo'a kepada-Nya, niscaya Dia akan mengembalikannya kepadamu."
Jabir berkata kepada beliau:
"Berilah saya nasehat."
Beliau bersabda:
"Janganlah kamu sekali-kali memaki seseorang."
Jabir berkata:
"Maka setelah itu saya tidak pernah memaki orang merdeka, budak, onta, dan kambing."
Beliau juga bersabda:
"Janganlah kamu sekali-kali meremehkan sesuatu kebaikan, dan berkatalah kepada temanmu dengan muka yang manis. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk kebaikan. Dan tinggikanlah kainmu sampai pada pertengahan betis, dan kalau kamu enggan, maka boleh sampai pada kedua mata kaki. Janganlah kamu menurunkan kain itu melebihi mata kaki karena itu termasuk perbuatan sombong, dan sesungguhnya Allah tidak suka pada sifat sombong. Dan apabila ada seseorang memaki dan mencela kamu dengan apa yang yang dia ketahui tentang dirimu, maka janganlah kamu mencelanya dengan apa yang kamu ketahui tentang dirinya, karena sesungguhnya akibat dari caci maki itu akan kembali kepadanya."
(HR. Abu Dawud dan Turmudzi)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata:
"Pada suatu ketika ada seseorang sholat dengan kain yang sampai di bawah mata kaki, maka Rasulullah SAW. bersabda:
'Pergi dan berwudhulah.'
Ia pun pergi dan berwudhu. Maka ada seseorang bertanya:
'Wahai Rasulullah, mengapa engkau menyuruh orang itu melakukan wudhu kemudian engkau diamkan?'
Beliau bersabda:
'Karena ia sholat dengan memakai kain sampai di bawah mata kaki. Sesungguhnya Allah tidak akan menerima sholat seseorang yang memakai kain sampai di bawah mata kaki.'"
(HR. Abu Dawud)

Dari Qais bin Basyir At Taghlibi, ia berkata:
"Ayah yang menjadi teman dekat Abu Darda' memberitahukan kepadaku dimana ia berkata:
'Di Damaskus ada seseorang sahabat Nabi SAW. yang bernama Ibnu Hanzhaliyah, ia adalah orang yang senang menyendiri, jarang sekali duduk-duduk bersama orang lain, kecuali untuk sholat. Apabila selesai sholat ia terus membaca tasbih dan takbir sehingga pulang ke rumahnya.'
Ketika kami berada di tempat Abu Darda' ia lewat, maka Abu Darda' berkata kepadanya:
'Sampaikanlah satu kalimat yang bermanfaat bagi kami dan tidak merugikan kamu.'
Ia berkata:
'Rasulullah mengutus suatu pasukan, kemudian setelah kembali salah seorang di antara mereka duduk pada suatu majelis yang mana di situ ada Rasulullah SAW. Ia berkata kepada seseorang yang berada di sampingnya:
'Bagaimana pendapatmu ketika kami berhadapan dengan musuh, maka seorang dari kami menyerang musuh, dan setelah menikam musuh lalu ia berkata: Rasulullah tikaman diriku, dan aku adalah pemuda Ghifar?'
Orang yang berada di sampingnya berkata:
'Menurut pendapatku orang tadi selalu hilang pahalanya.'
Orang lain yang mendengar apa yang dikatakannya berkata:
'Menurut pendapatku orang itu tidak apa-apa (masih tetap pahalanya).'
Maka bertengkarlah kedua orang itu, sehingga Rasulullah SAW. mendengar, kemudian beliau bersabda:
'Maha Suci Allah, tidak apa-apa ia tetap mendapat pahala dan tetap terpuji.'
Saya melihat Abu Darda' nampak gembira sekali dan mengangkat kepalanya ditujukan kepada Ibnu Hanzhaliyah serta bertanya:
'Apakah kamu mendengar sendiri keterangan itu dari Rasulullah SAW.?'
Ibnu Hanzhaliyah menjawab:
'Ya'
Abu Darda' mengulang-ulang pertanyaan itu kepadanya sehingga saya berkata:
'Ia benar-benar minta berkah pada kedua lututnya.'

Ayah berkata lagi:
'Pada saat yang lain ia lewat, maka Abu Darda' berkata kepadanya:
'Sampaikanlah satu kalimat yang bermanfaat untuk kami dan tidak merugikan kamu.'
Ia berkata:
'Rasulullah SAW. bersabda kepada kami: 'Orang yang membeli belanja untuk kudanya itu bagaikan orang yang membentangkan tangannya dengan sedekah, ia tidak menggenggamkan tangannya itu.'

Pada saat yang lain ia lewat, maka Abu Darda' berkata:
'Sampaikanlah satu kalimat yang bermanfaat untuk kami dan tidak merugikan kamu.'
Ia berkata:
'Rasulullah SAW. bersabda: 'Sebaik-baik orang adalah Khuraim Al Usaidy, seandainya ia tidak berambut panjang dan tidak menurunkan kainnya sampai di bawah mata kaki.'
Setelah berita itu terdengar oleh Khuraim, maka ia langsung mengambil pisau untuk memotong rambutnya sampai sebatas kedua telinganya dan menaikkan kainnya sampai ke pertengahan kedua betisnya.

Pada saat yang lain ia lewat, maka Abu Darda' berkata:
'Sampaikanlah satu kalimat yang bermanfaat untuk kami dan tidak merugikan kamu.'
Ia berkata:
'Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda: Sesungguhnya kamu sekalian akan kembali kepada saudara-saudaramu, maka perbaikilah kendaraanmu dan baguskanlah pakaianmu sehingga kamu seolah-olah merupakan tahi lalat yang menjadi hiasan manusia. Karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang kotor, baik dalam pakaiannya maupun perkataannya.'"
(HR. Abu Dawud)

Dari Abu Sa'id Al Khudriy ra. ia berkata:
"Rasulullah SAW. bersabda:
'Kain sarung seorang muslim adalah sampai pertengahan betis. Dan tidaklah berdosa jika sampai pada di antara betis dan kedua mata kaki. Sedangkan yang sampai di bawah mata kaki itu adalah bagian neraka. Dan barangsiapa yang menurunkan kain sarungnya sampai di bawah mata kaki karena sombong maka kelak Allah tidak akan melihat kepadanya.'"
(HR. Abu Dawud)

Dari Ibnu Umar ra., ia berkata:
"Saya berjalan di depan Rasulullah SAW. sedangkan kain saya terlalu rendah, kemudian beliau bersabda:
'Wahai Abdullah, naikkanlah kainmu itu.'
Maka saya pun menaikkannya. Beliau bersabda lagi:
'Naikkan lagi.'
Maka saya pun menaikkan kain sesuai dengan petunjuk itu. Ada orang yang bertanya:
'Sebatas mana kamu menaikkan?'
Abdullah menjawab:
'Sebatas pertengahan kedua betis.'"
(HR. Muslim)

Dari Ibnu Umar ra., ia berkata:
"Rasulullah SAW. bersabda:
'Barangsiapa yang menurunkan kainnya karena sombong, maka kelak pada hari kiamat Allah tidak melihat kepadanya.'
Salamah bertanya:
'Maka bagaimana cara menurunkan tepi kain mereka?'
Beliau bersabda:
'Diturunkan sejengkal.'
Salamah berkata:
'Kalau begitu, telapak kaki mereka terbuka?'
Beliau bersabda:
'Boleh diturunkan sehasta, tidak boleh lebih dari itu.'"
(HR. Abu Dawud dan Turmudzi)