Sunday, July 5, 2015

BOLEH MENANGISI MAYAT SELAMA TIDAK KETERLALUAN

Dari Ibnu Umar ra. Bahwasanya Rasulullah SAW. Bersama Abdurrahman bin ‘Auf, Sa’ad bin Abu Waqqash, dan Abdullah bin Mas’ud ra. melayat Sa’ad bi ‘Ubadah, kemudian beliau menangisinya. Ketika para sahabat melihat Rasulullah SAW. menangis, mereka pun menangis. Rasulullah SAW. lantas bersabda:
“Tidakkah kamu sekalian mau mendengar? Sesungguhnya Allah itu tidak menyiksa seseorang karena linangan air mata dan tidak pula karena kesedihan hati, tetapi Allah menyiksa atau mengasihi seseorang itu karena ini,” beliau menunjuk kepada lidahnya.
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Usamah bin Zaid ra. bahwasanya ketika cucu Rasulullah SAW. yang hampir meninggal dunia diserahkan kepadanya, maka kedua mata beliau mencucurkan air mata. Kemudian Sa’ad bertanya kepada beliau:
“Wahai Rasulullah, mengapa engkau bersikap demikian?”
Beliau menjawab: “Ini adalah suatu rahmat yang Allah limpahkan ke dalam hati hamba-hambaNya, dan sesungguhnya Allah akan mengasihi hamba-hambaNya yang mempunyai belas kasihan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Anas ra. bahwasanya ketika Rasulullah SAW. masuk ke kamar putranya Ibrahim ra. yang sedang menghembuskan nafasnya yang terakhir, maka kedua mata Rasulullah SAW. mencucurkan air mata. Kemudian Abdurrahman bin ‘Auf bertanya kepada beliau:
“Engkau juga menangis wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab: “Wahai ibnu ‘Auf, sesungguhnya ini adalah suatu rahmat, tetapi kemudian diikuti dengan ketentuan lain.”
Beliau bersabda pula: “Sesungguhnya meski mata berlinang dan hati merasa sedih, tetapi kami tidak boleh mengucapkan sesuatu kecuali apa yang diridhai oleh Allah. Dan sungguh saya merasa sedih karena harus berpisah denganmu, wahai Ibrahim.”
(HR. Bukhari)