Wednesday, July 8, 2015

TATA CARA BEPERGIAN

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
“Apabila kamu sekalian sedang bepergian dan melewati tanah subur, maka berilah kesempatan kepada unta untuk memakan rumputnya. Dan apabila kamu sekalian sedang bepergian dan melewati tanah yang tandus, maka percepatlah di dalam berjalan dan kejarlah jangan sampai unta itu kehabisan tenaga. Apabila kamu sekalian berhenti pada waktu malam, maka janganlah berhenti (mendirikan kemah) di tengah jalan, karena sesungguhnya itu adalah jalan binatang dan tempat yang sangat berbahaya pada waktu malam.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Qatadah ra., ia berkata:
“ Apabila Rasulullah SAW. berada dalam perjalanan dan berhenti pada waktu malam, maka beliau tidur pada pinggang kanannya, dan apabila berhenti sudah menjelang Shubuh, maka beliau menegakkan lengannya dan meletakkan kepala pada telapak tangan kanannya.”
(HR. Bukhari)
Para Ulama’ berkata: “Beliau menegakkan lengannya supaya beliau tidak lelap di dalam tidur yang dapat menyebabkan terlambat sholat Shubuhnya, atau tidak bisa mengerjakan sholat Shubuh pada awal waktunya.”

Dari Anas ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
“Kamu sekalian hendaklah pergi pada waktu malam, karena seolah-olah bumi itu terlipat pada waktu malam.”
(HR. Abu Dawud)

Dari Abu Tsa’labah Al Khusyanniy ra., ia berkata:
“Apabila orang-orang berhenti di dalam perjalanan, mereka berkelompok-kelompok dan berada pada lembah yang berbeda-beda. Kemudian Rasulullah SAW. bersabda:
‘Sesungguhnya terpisah-pisahnya kamu sekalian dalam kelompok dan lembah yang berbeda- beda adalah ajaran dari setan.’
Maka sejak itu apabila mereka berhenti dalam perjalanan, kelompok yang satu akan berkumpul dengan kelompok yang lain.”
(HR. Abu Dawud)

Dari Sahal bin ‘Amr, ada yang memanggilnya dengan Sahal bin ‘Amr Rabi’ bin ‘Amr Al Anshariy yang terkenal dengan sebutan Ibnu Hanzhalah, ia termasuk sahabat yang mengadakan Bi’atur Ridwan ra., ia berkata:

“Suatu ketika, Rasulullah SAW. berjalan melewati seekor unta yang punggungnya lengket dengan perut (kurus), kemudian beliau bersabda: 'Takutlah kamu kepada Allah terhadap binatang yang bisu ini. Kendarailah ia dengan cara yang baik, dan berilah ia makan dengan cara baik pula.'”
(HR. Abu Dawud)

Dari Abu Ja'far Abdullah bin Ja'far ra., ia berkata:
"Pada suatu hari, Rasulullah SAW. mengajak saya membonceng di belakangnya dan menyampaikan rahasia kepada saya, yang rahasia itu tidak akan saya sampaikan kepada siapapun. Dan jika Rasulullah SAW. menunaikan hajat, beliau suka menutupnya dengan pohon kurma."
(HR. Muslim)
Dan di dalam riwayat yang lain terdapat tambahan: "Beliau pernah ke kebun seorang sahabat Anshar dan disitu terdapat seekor unta. Ketika unta itu melihat Nabi SAW. terus merintih dan mencucurkan air mata. Kemudian Nabi SAW. mendengar serta mengusap punggung dan kedua telinganya, maka unta itu diam. Beliau lantas bertanya: 
'Siapakah pemilik unta ini?'
Maka datanglah seorang pemuda Anshar dan berkata: 'Ini unta saya, wahai Rasulullah.'
Beliau bersabda: 'Apakah kamu tidak takut kepada Allah terhadap binatang yang telah diberikan Allah untuk kami, sesungguhnya unta itu mengadu kepadaku bahwa kamu melaparkan dan melelahkannya.'"
(HR. Abu Dawud, seperti yang diriwayatkan oleh Al Barqaniy)

Dari Anas ra., ia berkata:
"Apabila kami berhenti dalam bepergian, kami tidak melakukan sholat sunnah lebih dulu sebelum melepaskan tali belakang binatang yang kami kendarai."
(HR. Abu Dawud)