Monday, June 19, 2017

KEUTAMAAN PUASA MUHARRAM DAN SYA'BAN

Dari Abu Hurairah., ia berkata: Rasulullaah SAW. bersabda:
"Puasa yang paling utama sesudah puasa pada bulan Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram. Dan sholat yang paling utama setelah sholat fardhu ialah sholat malam".
(HR. Muslim)

Dari 'Aisyah ra., ia berkata:
"Tidak pernah Rasulullaah SAW. berpuasa dari suatu bulan yang lebih banyak daripada bulan Sya'ban. Sungguh beliau berpuasa penuh pada bulan Sya'ban".
Dan di dalam riwayat yang lain dikatakan:
"Beliau berpuasa pada bulan Sya'ban, kecuali sedikit (beberapa hari saja beliau tidak berpuasa)".
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Mujibah al Bahiliy dari ayahnya atau dari pamannya, bahwasanya ia pernah datang kepada Rasulullaah SAW. kemudian pergi, dan sesudah satu tahun ia kembali kepada beliau, sedangkan ia sudah sangat berubah bentuk dan sikapnya, ia lantas berkata:
"Wahai Rasulullaah, apakah engkau masih mengenal saya?"
Beliau bertanya:
"Siapa kamu?"
Ia menjawab:
"Saya al Bahiliy yang pernah datang kepadamu pada tahun lalu."
Lalu ia bertanya:
"Apakah yang merubah kamu sehingga kamu sekarang nampak bagus?"
Ia menjawab:
"Semenjak saya berpisah dengan engkau saya tidak pernah makan, kecuali pada waktu malam."
Kemudian Rasulullaah SAW. bersabda:
"Kamu telah menyiksa dirimu."
Beliau lantas bersabda:
"Puasalah pada bulan shahabar (Ramadhan) dan satu hari setiap bulan."
Ia berkata:
"Tambahkanlah buat saya, karena sesungguhnya saya merasa kuat."
Beliau bersabda:
"Puasalah dua hari setiap bulan."
Ia berkata:
"Tambahkanlah buat saya."
Beliau bersabda:
"Puasalah tiga hari setiap bulan."
Ia berkata:
"Tambahkanlah buat saya."
Beliau bersabda:
"Puasalah pada bulan-bulan yang mulia dan berhentilah.
Puasalah pada bulan-bulan yang mulia dan berhentilah.
Puasalah pada bulan-bulan yang mulia dan berhentilah."
Rasulullaah SAW. bersabda sambil menunjukkan ketiga jari-jarinya dan dikumpulkan lalu direnggangkan".
(HR. Abu Dawud)