Tuesday, December 22, 2015

DO'A KETIKA BERHENTI PADA SUATU TEMPAT

Dari Abu Musa Al-Asy'ari ra., sesungguhnya Rasulullah SAW., jika takut terhadap suatu kaum, beliau berdo'a:

"ALLAAHUMMA INNAA NAJ'ALUKA FII NUKHUURIHIM WA NA'UUDZIBIKA MIN SYURUUURIHIM.
(Ya Allah, kami jadikan Engkau pada leher mereka, dan kami berlindung kepada-Mu dari kejahatan-kejahatan mereka)."
(HR. Abu Dawud dan Nasai dengan Isnad Shahih)

Dari Ibnu Umar ra., ia berkata:
"Apabila Rasulullah SAW. sedang dalam bepergian dan menjelang waktu malam, maka beliau berdo'a:
YAA ARDLU RABBI WARABBUKILLAAH. A'UUDUBIKA MIN SYARRI MAA FIIKI WASYARRI MAA KHULIQA FIIKI WA SYARRI MAA YADIBBU 'ALAIKI WA A'UUDUBIKI MIN SYARRI ASADIN WA ASWADA WA MINAL HAYYATI WAL 'AQRABI WA MIN SAAKINIL BALADI WA MIN WAALIDIN WAMAA WALAD.
(Hai bumi, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah. Saya berlindung diri kepada Allahj dari kejahatanmu hai bumi, kejahatan yang berada dalam perutmu, kejahatan makhluk yang berada di perutmu, dan kejahatan binatang melata atasmu. Saya berlindung diri denganmu dari kejahatan binatang buas, manusia, ular, kalajengking, segala macam binatang, serta dari Iblis dan setan)."

(HR. Abu Dawud)



DO'A MENGHILANGKAN RASA TAKUT

Dari Khaulah binti Hakim ra., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda:
"Barangsiapa yang berhenti pada suatu tempat kemudian ia membaca:
A'UUDZUBIKALIMAATILLAAHIT TAMMAATI MIN SYARRI MAA KHALAQ
(Saya berlindung diri dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan yang Ia ciptakan),
niscaya ia tidak akan terganggu oleh sesuatu apapun hingga ia meninggalkan tempat tersebut."
(HR. Muslim)

SUNNAH BERDO'A DALAM BEPERGIAN

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
"Ada 3 macam do'a yang tidak diragukan lagi keampuhannya, yaitu do'anya orang yang teraniaya, orang yang sedang dalam bepergian, dan do'a orang tua terhadap anaknya."
(HR. Abu Dawud dan Turmudzi)

SUNNAH MEMBACA TAKBIR DAN TASBIH DI KALA BEPERGIAN

Dari Jabir ra., ia berkata:
"Apabila kami mendaki kami membaca takbir, dan apabila kami turun kami membaca tasbih."
(HR. Bukhari)

Dari Ibnu Umar ra., ia berkata:
"Apabila Nabi SAW. beserta pasukannya mendaki bukit, mereka membaca takbir dan apabila turun, mereka membaca tasbih."
(HR. Abu Dawud)

Dari Ibnu Umar ra., ia berkata:
"Apabila Nabi SAW. kembali dari ibadah haji atau umrah, kemudian beliau mendaki bukit atau gundukan pasir, maka beliau membaca takbir 3x dan membaca
LAA ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAHU LAA SYARIIKA LAHU LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WAHUWA 'ALAA KULLI SYAI'IN QADIR, AAYIBUNA SHADADAQALLAHU WA'DAHU WANASHARA 'ABDAHU WAHAZAMAL AHZAABA WAHDAH
(Tidak ada Tuhan kecuali Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, segala kekuasaan dan segala puji bagi-Nya. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kami adalah orang yang siap untuk pulang, kami adalah orang yang bertobat, beribadah, bersujud, dan memuji kepada Tuhan kami. Semua janji Allah pasti benar, Ia selalu menolong hamba-Nya, dan mengalahkan musuhnya dengan sendirian)."


(HR. Bukhari dan Muslim)
Dan di dalam riwayat yang lain dikatakan: "Apabila beliau kembali dengan bala tentara dan pasukan, atau dari ibadah haji dan umrah."

Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya ada seseorang berkata:
"Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya akan bepergian, maka berilah saya pesan."
Beliau bersabda: "Kamu hendaklah senantiasa bertakwa kepada Allah dan membaca takbir setiap kali mendaki."
Ketika orang itu pergi, beliau berdo'a:
"ALLAAHUMMATHWI LAHUL BU'DA WAHAWWIN 'ALAIS SAFAR
(Ya Allah perpendeklah bagi jarak yang jauh, dan permudahlah segala urusannya di dalam bepergian)."

(HR. Turmudzi)

Dari Abu Musa Al Asy'ariy ra., ia berkata:
"Kami berjalan bersama Rasulullah SAW. dan apabila kami mendaki maka kami membaca tahlil dan takbir dengan suara keras, kemudian Nabi SAW. bersabda: 'Wahai sekalian manusia, kasihilah dirimmu sendiri karena sesungguhnya kamu sekalian tidaklah berdo'a kepada Zat yang tuli dan tidak pula kepada Zat yang jauh, sesungguhnya Ia selalu bersamamu, Ia Maha Mendengar sangat dekat.'"
(HR. Bukhari dan Muslim)

DO'A AKAN BEPERGIAN DENGAN NAIK KENDARAAN

“Dan Allah telah menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi. Supaya kamu duduk di atas punggungnya, kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu, dan supaya kamu mengucapkan: Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.(QS. Az Zukhruf : 12-14)

Dari Ibnu Umar ra. bahwasanya apabila Rasulullah SAW. menaiki untanya untuk keluar bepergian, beliau mengucapkan takbir 3x dan berdo’a:
“SUBHAANALLADZII SAKHKHARALANAA HAADZAA WAMAA KUNNAA LAHUU MUQRINIINA WA INNAA ILAA RABBINAA LAMUNQALIBUUN. ALLAAHUMMA INNAA NAS-ALUKA FII SAFARINAA HAADZAL BIRRA WATTAQWAA WAMINAL ‘AMALI MAA TARDLAA. ALLAAHUMMA INNA HAWWIN ‘ALAINAA SAFARANAA HAADZAA WATHWI ‘ANNA BU’DAHU. ALLAAHUMMA INNII A’UUDZUBIKA MIN  WA’TSAA-IS SAFARI WAKA-AABATIL MANZHARI WA SUU-IL MUNQALABI FIL MAALI WAL AHLI
(Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepadaMu kebaikan, taqwa, dan amal yang Engkau ridhai dalam kepergian kami ini. Ya Allah, mudahkanlah segala urusan dalam kepergian kami ini dan pendekkanlah jarak dari jauhnya kepergian dan pengganti bagi keluarga yang kami tinggalkan. Ya Allah, sesungguhnya saya berlindung diri kepadaMu dari kesukaran dalam bepergian, pemandangan yang menyedihkan dan jeleknya kembali, baik bagi harta maupun keluarga kami).”
Dan apabila Rasulullah SAW. hendak pulang, beliau juga membaca do’a tersebut dengan diberi tambahan:
“AAYIBUUNA TAA’IBUUNA ‘AABUDUUNA LIRABBINAA HAAMIDUUN
(Kami adalah orang yang siap untuk pulang, kami adalah orang yang bertobat, beribadah, dan memuji kepada Tuhan kami).”
(HR. Muslim)
Dari Abdullah bin Sarjis ra., ia berkata:
“Apabila Rasulullah SAW. hendak bepergian, beliau berlindung diri kepada Allah dari kesukaran dalam bepergian, pulang yang menyedihkan, keraguan setelah adanya kemantapan, do’anya orang yang teraniaya, dan jeleknya pemandangan pada keluarga dan harta.”(HR. Muslim)
Dari Ali bin Rabi’ah, ia berkata: Saya telah menyaksikan Ali bin Abu Thalib ra. diberi binatang untuk dikendarainya,
dimana ketika meletakkan kakinya pada binatang itu ia membaca BISMILLAAH,
dan ketika telah duduk di atas punggungnya ia membaca BISMILLAAH,
dan ketika telah duduk di atas punggungnya ia membaca ALHAMDU LILLAAHIL LADZI SAKHKHARA LANAA HAADZAA WAMAA KUNNA LAHUU MUQRINIINA WA INNAA ILAA RABBINAA LAMUNQALIBUUN.

Kemudian ia membaca ALHAMDULILLAAH 3x,
membaca ALLAAHUAKBAR 3x,
dan membaca SUBHAANAKA INNII ZHALAMTU NAFSII FAGHFIRLII INNAHU LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLAA ANTA,
kemudian ia tertawa.

Ada seseorang bertanya: "Wahai Amirul mukminin mengapa engkau tertawa?"
Ia menjawab: "Saya melihat Nabi SAW. berbuat seperti apa yang saya perbuat ini kemudian beliau tertawa, ketika saya bertanya: 'Wahai Rasulullah mengapa engkau tertawa?'
Beliau menjawab: 'Sesungguhnya Tuhan Yang Maha Suci itu merasa kagum terhadap hamba-Nya apabila ia berdo'a: IGHFIRLII DZUNUUBI,
karena ia menyadari bahwa tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Aku (Allah).'"
(HR. Abu Dawud dan Turmudzi)


MEMBANTU KAWAN

Pada bab-bab terdahulu telah banyak disebutkan hadist yang berhubungan dengan bab ini, diantaranya:
“Allah itu senantiasa menolong hambaNya, selama hambaNya mau menolong saudaranya, setiap kebaikan adalah sedekah.”
Dan hadist-hadist lain yang serupa.

Dari Abu Sa’id Al Khudriy ra., ia berkata:
“Pada suatu ketika kami sedang bepergian, tiba-tiba ada seorang laki-laki datang dengan naik kendaraan dimana ia menoleh ke kanan dan ke kiri, kemudian Rasulullah SAW. bersabda:
‘Barangsiapa yang mempunyai kelebihan kendaraan, hendaklah ia memberikan kepada yang tidak mempunyainya. Barangsiapa yang mempunyai bekal lebih, maka hendaklah ia memberikan kepada orang yang tidak mempunyainya.’
Beliau menyebutkan macam-macam harta dengan nada seperti itu, sehingga kami sadar bahwa sesungguhnya tidaklah pantas salah seorang di antara kami mempunyai kelebihan harta.”
(HR. Muslim)

Dari Jabir ra. dari Rasulullah SAW., bahwasanya apabila beliau hendak berangkat perang, beliau bersabda:
“Wahai para sahabat Muhajirin dan Anshar, sesungguhnya ada sebagian orang di antara saudara-saudaramu yang tidak memiliki harta dan keluarga, maka dari itu hendaklah salah seorang di antara kamu sekalian menggabungkan 2 atau 3 orang dengannya.”
Kemudian tidak ada salah seorang di antara kami melainkan ia bergantian kendaraan dengan orang yang digabungkannya. Jabir berkata:
“Saya menggabungkan 2 atau 3 orang dengan saya, dan kesempatan untuk mengendarai unta saya bagi rata antara saya dan mereka.”
(HR. Abu Dawud)

Dari Jabir ra., ia berkata:
“Rasulullah SAW. apabila berada dalam perjalanan, beliau biasa di belakang; dimana beliau memberi pertolongan kepada orang yang lemah serta membonceng dan mengajaknya.”
(HR. Abu Dawud)

Tuesday, October 6, 2015

JIHAD

Allah Ta'ala berfirman:
وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

... dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.
(QS. At Taubah : 36)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ


Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
(QS. Al Baqarah : 216)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



انْفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ


Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.
(QS. At Taubah : 41)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَىٰ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ ۚ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ ۖ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ ۚ وَمَنْ أَوْفَىٰ بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ ۚ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ ۚ وَذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.
(QS. At Taubah : 111)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



لَا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ غَيْرُ أُولِي الضَّرَرِ وَالْمُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ ۚ فَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ عَلَى الْقَاعِدِينَ دَرَجَةً ۚ وَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَىٰ ۚ وَفَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى الْقَاعِدِينَ أَجْرًا عَظِيمًا


Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar,

دَرَجَاتٍ مِنْهُ وَمَغْفِرَةً وَرَحْمَةً ۚ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا


(yaitu) beberapa derajat dari pada-Nya, ampunan serta rahmat. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS. An Nisa' : 95-96)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------





يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰ تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ


Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?

تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ


(yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.

يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ


Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar.

وَأُخْرَىٰ تُحِبُّونَهَا ۖ نَصْرٌ مِنَ اللَّهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ ۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ


Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.
(QS. Ash Shaff : 10 - 13)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullaah SAW. pernah ditanya:
"Amal apakah yang paling utama?"
Rasulullaah SAW. bersabda:
"Iman kepada Allah dan Rasul-Nya."
Ditanyakan lagi:
"Kemudian apa?"
Rasulullaah menjawab:
"Jihad di jalan Allah."
Kembali ditanyakan:
"Kemudian apa?"
Rasulullaah SAW. bersabda:
"Haji yang mabrur".
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Ibnu Mas'ud ra., ia berkata: Saya bertanya:
"Wahai Rasulullaah, amal perbuatan apakah yang paling disukai oleh Allah Ta'ala?"
Beliau menjawab:
"Sholat tepat pada waktunya."
Saya bertanya:
"Kemudian apa?"
Beliau menjawab:
"Berbakti kepada kedua orangtua."
Saya bertanya lagi:
"Kemudian apa?"
Beliau menjawab:
"Berjihad di jalan Allah".
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Dzar ra., ia berkata: Saya bertanya:
"Amal perbuatan apakah yang paling utama?"
Beliau menjawab:
"Iman kepada Allah dan berjihad di jalan Allah".
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Anas ra. bahwasanya Rasulullaah SAW. bersabda:
"Sungguh pagi-pagi berjuang di jalan Allah atau pada waktu sore, itu lebih baik daripada dunia dan seisinya".
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Sa'id al Khudriy ra., ia berkata: Ada seseorang datang kepada Rasulullaah SAW. dan bertanya:
"Siapakah manusia yang paling utama?"
Beliau menjawab:
"Orang mukmin yang berjuang di jalan Allah dengan jiwa dan hartanya."
Ia bertanya lagi:
"Kemudian siapa?"
Beliau menjawab:
"Kemudian orang mukmin yang menyendiri pada tempat yang sunyi untuk menyembah Allah dan menjauhi manusia karena kejahatannya".
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Sahl bin Sa'ad ra. bahwasanya Rasulullaah SAW. bersabda:
"Mengawal penjagaan sehari di jalan Allah adalah lebih baik daripada dunia seisinya. Tempat cambukan salah seorang di antara kalian di surga, adalah lebih baik daripada dunia seisinya. Istirahat yang dilakukan seseorang pada malam hari di jalan Allah Ta'ala -atau istirahat di waktu pagi- adalah lebih baik daripada dunia seisinya".
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Salman ra., ia berkata: Saya mendengar Rasulullaah SAW. bersabda:
"Mengawal penjagaan sehari semalam adalah lebih baik daripada puasa sebulan lengkap dengan sholat malamnya. Dan apabila ia mati dalam penjagaan itu, maka amal yang telah ia kerjakan terus berlaku atasnya, begitu pula rezekinya dan ia aman dari fitnah-fitnah kubur".
(HR. Muslim)

Dari Fadhalah bin Ubaid ra. bahwasanya Rasulullaah SAW. bersabda:
"Setiap orang yang meninggal putuslah untuk beramal, kecuali orang yang berjaga di jalan Allah, karena sesungguhnya amal selalu berkembang sampai hari kiamat, dan selamat dari fitnah kubur".
(HR. Abu Dawud dan Turmudzi)

Dari Utsman ra., ia berkata: Saya mendengar Rasulullaah SAW. bersabda:
"Mengawal penjagaan di jalan Allah sehari, lebih baik daripada seribu hari di tempat-tempat lain".
(HR. Turmudzi)

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullaah SAW. bersabda:
"Allah menanggung orang yang keluar (berjuang) di jalan-Nya. Tidak ada yang membuat orang itu keluar selain jihad di jalan-Ku, yakin kepada-Ku, dan membenarkan utusan-Ku, maka orang itu adalah tanggungan-Ku untuk memasukkannya ke dalam surga, atau Aku kembalikan dia ke tempatnya semula dengan memperoleh pahala atau ghanimah (harta rampasan perang)."
Demi Dzat yang menguasai jiwa Muhammad! Tidak ada luka yang dialami dalam berjuang di jalan Allah, kecuali kelak pada hari kiamat sebagaimana rupanya pada waktu terluka, warnanya merah darah, tetapi baunya seperti minyak kasturi.
Demi Dzat yang menguasai jiwa Muhammad! Sungguh, aku senang berjuang di jalan Allah, lalu terbunuh, kemudian berperang lagi lalu terbunuh, kemudian berperang lagi lalu terbunuh".
(HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullaah SAW. bersabda:
"Tiada suatu luka yang menimpa sewaktu berjuang di jalan Allah, melainkan kelak pada hari kiamat datang dalam keadaan sebagaimana rupanya pada waktu terluka, warnanya merah darah tetapi baunya seperti minyak kasturi".
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Mu'adz ra. dari Nabi SAW., beliau bersabda:
"Siapa yang berjalan di jalan Allah selama orang memerah susu unta, maka ia berhak masuk surga. Dan barangsiapa yang terluka  dengan mengeluarkan darah, maka kelak pada hari kiamat luka itu datang sederas darah yang mengalir sewaktu terluka. Luka itu kelak warnanya seperti warna Za'faran dan baunya seperti minyak kasturi".
(HR. Abu Dawud dan Turmudzi)

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata:
"Ada seorang sahabat Rasulullaah SAW. berjalan di sebuah lembah yang mana disitu ada sebuah mata air yang segar, kemudian ia merasa kagum dan berkata:
'Saya bermaksud meninggalkan manusia (menyendiri) kemudian saya akan selalu beribadah di lembah itu; tetapi saya tidak akan melakukannya sebelum minta izin kepada Rasulullaah SAW.'
Kemudian ia menyampaikan keinginannya kepada Rasulullah SAW., maka beliau bersabda:
'Jangan kamu lakukan itu. Sesungguhnya keikutsertaan seseorang dalam berjuang di jalan Allah lebih utama daripada ia sholat tujuh puluh tahun di rumahnya. Apakah kalian tidak senang apabila Allah mengampuni dosa dan memasukkan kalian ke dalam surga?'
Berperanglah di jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di jalan Allah selama orang memerah susu unta, maka ia berhak masuk surga".
(HR. Turmudzi)

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Ditanyakan kepada Rasulullaah SAW.:
"Wahai Rasulullaah, apakah amal yang bisa menyamai jihad di jalan Allah?"
Beliau bersabda:
"Kalian tidak akan mampu melaksanakannya."
Orang-orang mengulangi pertanyaan itu dua atau tiga kali dan selalu dijawab oleh Rasulullaah SAW.:
"Kalian tidak akan mampu melaksanakannya."
Kemudian beliau melanjutkan:
"Persamaan orang-orang yang berjuang di jalan Allah itu seperti orang yang berpuasa, lagi pula tekun beribadah, menaati ayat-ayat Allah, tidak lalai sholat dan puasa, sampai kembalinya orang yang berjuang di jalan Allah".
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dan di dalam riwayat Bukhari dikatakan, bahwasanya ada seorang laki-laki berkata:
"Wahai Rasulullaah, tunjukkanlah kepada saya sesuatu amal perbuatan yang bisa menyamai jihad?"
Beliau bersabda:
"Aku tidak mendapatkannya."
Kemudian berliau bersabda:
"Apakah kalian mampu apabila orang yang berjihad itu keluar untuk berperang lalu kau terus masuk masjid untuk sholat dengan tidak henti-hentinya, dan kamu berpuasa tanpa berbuka?"
Beliau bersabda lagi:
"Siapakah yang mampu untuk berbuat seperti itu?"

Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullaah SAW. bersabda:
"Sebaik-baik hidup seseorang yaitu orang yang selalu memegangi tali kendali kudanya untuk berjuang di jalan Allah, dimana setiap mendengar panggilan untuk berjuang segera melompat ke atas punggung kudanya dengan menyerahkan dirinya untuk terbunuh atau mati dimanapun juga; atau seorang yang hidup dengan ternaknya di suatu tempat atau lembah dimana ia selalu mengerjakan sholat, menunaikan zakat, dan beribadah kepada Tuhannya sampai ia meninggal dunia, dimana orang disitu selalu berbuat baik".
(HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullaah SAW. bersabda:
"Sesungguhnya di dalam surga terdapat seratus derajat yang disediakan Allah bagi pejuang-pejuang di jalan Allah. Jarak antara dua derajat sama dengan jarak antara langit dan bumi".
(HR. Bukhari)

Dari Abu Sa'id al Khudriy ra. bahwasanya Rasulullaah SAW. bersabda:
"Barangsiapa yang ridha (puas) dengan Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Rasul, maka ia berhak untuk masuk surga."
Maka Abu Sa'id merasa heran, lantas ia berkata:
"Ulangi lagi kepada saya, wahai Rasulullaah."
Maka beliau pun mengulainya; serta bersabda:
"Dan masih ada yang lain dimana Allah akan mengangkat derajat hamba-Nya dengan seratus derajat di dalam surga, dimana jarak antara derajat yang satu dengan derajat yang lain seperti jarak antara langit dan bumi."
Abu Sa'id bertanya:
"Apakah itu wahai Rasulullaah?"
Beliau menjawab:
"Berjuang di jalan Allah, berjuang di jalan Allah".
(HR. Muslim)

Dari Abu Bakr bin Abu Musa al Asy'ariy, ia berkata: Saya mendengar ayah saya ra. ketika berada di depan musuh berkata:
"Rasulullaah SAW. bersabda:
'Sesungguhnya pintu-pintu surga itu berada di bawah ayunan pedang.'
Kemudian ada seseorang yang berpakaian kusut bangkit dan bertanya:
'Wahai Abu Musa, benarkah kamu mendengar Rasulullaah SAW. bersabda seperti itu?'
Abu Musa menjawab:
'Benar.'
Kemudian orang itu segera kembali kepada teman-temannya dan berkata:
'Saya ucapkan selamat kepada kalian.'
Kemudian ia memecahkan sarung pedangnya dan membuangnya kemudian berangkat dengan pedang yang terhunus menuju ke tempat lawan dan berperanglah ia sampai terbunuh".
(HR. Muslim)

Dari Abu Abs Abdurrahman bin Jabir ra., ia berkata: Rasulullaah SAW. bersabda:
"Dua kaki berdebu milik orang yang berjuang di jalan Allah tidak akan tersentuh api neraka".
(HR. Bukhari)

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullaah SAW. bersabda:
"Tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah, sehingga air susu kembali ke teteknya. Dan tidak akan berkumpul debu yang menempel pada seorang hamba waktu berjuang di jalan Allah dengan asap neraka Jahannam".
(HR. Turmudzi)

Dari Ibnu Abbas ra., ia berkata: Saya mendengar Rasulullaah SAW. bersabda:
"Ada dua mata yang tidak akan tersentuh oleh api neraka, yaitu mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang berjaga di jalan Allah".
(HR. Turmudzi)

Dari Zaid bin Khalid ra. bahwasanya Rasulullaah SAW. bersabda:
"Barangsiapa mempersiapkan diri berperang di jalan Allah, maka benar-benar ia telah berperang. Dan barangsiapa merawat orang yang berperang dengan baik, maka sama artinya dengan berperang".
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Umamah ra., ia berkata: Rasulullaah SAW. bersabda:
"Sedekah yang paling utama adalah mempersiapkan tenda yang dapat dipergunakan sebagai naungan sewaktu berperang di jalan Allah, atau memberikan kendaraan yang kuat untuk berperang di jalan Allah".
(HR. Turmudzi)

Dari Anas ra. bahwasanya ada seorang pemuda dari suku Aslam berkata:
"Wahai Rasulullaah, sesungguhnya saya ingin ikut berperang, tetapi saya tidak mempunyai bekal apa-apa."
Rasulullaah bersabda:
"Datanglah kepada si Fulan karena ia telah siap untuk berperang, tetapi tiba-tiba sakit."
Kemudian ia datang kepada si Fulan dan berkata:
"Sesungguhnya Rasulullaah SAW. kirim salam buat kamu," dan ia berkata: "Berikanlah kepadaku bekal yang engkau persiapkan."
Si Fulan berkata kepada isterinya:
"Wahai Fulanah, berikanlah kepadanya bekal yang telah saya persiapkan dan janganlah kamu menahannya sedikit pun juga. Demi Allah janganlah kamu menahannya sedikit pun juga dari bekal itu, niscaya kamu akan mendapatkan berkah".
(HR. Muslim)

Dari Abu Sa'id al Khudriy ra. bahwasanya Rasulullaah SAW. mengutus pasukan kepada Bani Lahyan serta bersabda:
"Setiap keluarga yang ada dua orang laki-lakinya hendaklah mengirimkan salah seorang dari keduanya itu, sedangkan pahalanya dibagi antara kedua orang itu".
(HR. Muslim)
Dan di dalam riwayat yang lain dikatakan:
"Setiap ada dua orang laki-laki hendaklah mengutus salah seorang dari keduanya."
Kemudian beliau bersabda kepada orang yang tetap berada dalam rumah:
"Siapa saja yang tinggal di rumah untuk menjaga keluarga dan harta orang yang berjuang itu dengan baik, maka ia mendapat sebagian pahala dari orang yang berangkat untuk berjuang".

Dari al-Barra', ia berkata: Ada seseorang berpakaian besi datang kepada Nabi SAW. dan bertanya:
"Wahai Rasulullaah, apakah saya berperang dulu ataukah saya masuk Islam dulu()?"
Beliau menjawab:
"Masuk Islamlah dulu, kemudian berperanglah."
Maka ia pun masuk Islam kemudian berperang sampai terbunuh. Kemudian Rasulullaah SAW. bersabda:
"Ia beramal sedikit, tetapi mendapat banyak pahala".
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Anas ra. bahwasanya Nabi SAW. bersabda:
"Tidak ada seseorang yang masuk surga ingin kembali ke dunia, walaupun mempunyai kekayaan yang besar di dunia, kecuali orang yang mati syahid, dimana ia ingin bisa kembali ke dunia kemudian terbunuh (dalam berjihad) sebanyak sepuluh kali, karena ia melihat kehormatan yang diberikan kepadanya".
Dan di dalam riwayat lain dikatakan:
"Karena ia melihat kelebihan orang yang berjihad".
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra. bahwasanya Rasulullaah SAW. bersabda:
"Semua orang yang mati syahid itu diampuni, kecuali hutangnya".
(HR. Muslim)
Dan di dalam riwayat lain dikatakan:
"Mati sewaktu berjuang di jalan Allah itu dapat menebus semua dosa, kecuali hutang".




Wednesday, July 8, 2015

TATA CARA BEPERGIAN

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
“Apabila kamu sekalian sedang bepergian dan melewati tanah subur, maka berilah kesempatan kepada unta untuk memakan rumputnya. Dan apabila kamu sekalian sedang bepergian dan melewati tanah yang tandus, maka percepatlah di dalam berjalan dan kejarlah jangan sampai unta itu kehabisan tenaga. Apabila kamu sekalian berhenti pada waktu malam, maka janganlah berhenti (mendirikan kemah) di tengah jalan, karena sesungguhnya itu adalah jalan binatang dan tempat yang sangat berbahaya pada waktu malam.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Qatadah ra., ia berkata:
“ Apabila Rasulullah SAW. berada dalam perjalanan dan berhenti pada waktu malam, maka beliau tidur pada pinggang kanannya, dan apabila berhenti sudah menjelang Shubuh, maka beliau menegakkan lengannya dan meletakkan kepala pada telapak tangan kanannya.”
(HR. Bukhari)
Para Ulama’ berkata: “Beliau menegakkan lengannya supaya beliau tidak lelap di dalam tidur yang dapat menyebabkan terlambat sholat Shubuhnya, atau tidak bisa mengerjakan sholat Shubuh pada awal waktunya.”

Dari Anas ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
“Kamu sekalian hendaklah pergi pada waktu malam, karena seolah-olah bumi itu terlipat pada waktu malam.”
(HR. Abu Dawud)

Dari Abu Tsa’labah Al Khusyanniy ra., ia berkata:
“Apabila orang-orang berhenti di dalam perjalanan, mereka berkelompok-kelompok dan berada pada lembah yang berbeda-beda. Kemudian Rasulullah SAW. bersabda:
‘Sesungguhnya terpisah-pisahnya kamu sekalian dalam kelompok dan lembah yang berbeda- beda adalah ajaran dari setan.’
Maka sejak itu apabila mereka berhenti dalam perjalanan, kelompok yang satu akan berkumpul dengan kelompok yang lain.”
(HR. Abu Dawud)

Dari Sahal bin ‘Amr, ada yang memanggilnya dengan Sahal bin ‘Amr Rabi’ bin ‘Amr Al Anshariy yang terkenal dengan sebutan Ibnu Hanzhalah, ia termasuk sahabat yang mengadakan Bi’atur Ridwan ra., ia berkata:

“Suatu ketika, Rasulullah SAW. berjalan melewati seekor unta yang punggungnya lengket dengan perut (kurus), kemudian beliau bersabda: 'Takutlah kamu kepada Allah terhadap binatang yang bisu ini. Kendarailah ia dengan cara yang baik, dan berilah ia makan dengan cara baik pula.'”
(HR. Abu Dawud)

Dari Abu Ja'far Abdullah bin Ja'far ra., ia berkata:
"Pada suatu hari, Rasulullah SAW. mengajak saya membonceng di belakangnya dan menyampaikan rahasia kepada saya, yang rahasia itu tidak akan saya sampaikan kepada siapapun. Dan jika Rasulullah SAW. menunaikan hajat, beliau suka menutupnya dengan pohon kurma."
(HR. Muslim)
Dan di dalam riwayat yang lain terdapat tambahan: "Beliau pernah ke kebun seorang sahabat Anshar dan disitu terdapat seekor unta. Ketika unta itu melihat Nabi SAW. terus merintih dan mencucurkan air mata. Kemudian Nabi SAW. mendengar serta mengusap punggung dan kedua telinganya, maka unta itu diam. Beliau lantas bertanya: 
'Siapakah pemilik unta ini?'
Maka datanglah seorang pemuda Anshar dan berkata: 'Ini unta saya, wahai Rasulullah.'
Beliau bersabda: 'Apakah kamu tidak takut kepada Allah terhadap binatang yang telah diberikan Allah untuk kami, sesungguhnya unta itu mengadu kepadaku bahwa kamu melaparkan dan melelahkannya.'"
(HR. Abu Dawud, seperti yang diriwayatkan oleh Al Barqaniy)

Dari Anas ra., ia berkata:
"Apabila kami berhenti dalam bepergian, kami tidak melakukan sholat sunnah lebih dulu sebelum melepaskan tali belakang binatang yang kami kendarai."
(HR. Abu Dawud)

Tuesday, July 7, 2015

SUNNAH MEMBENTUK ROMBONGAN DAN MENGANGKAT PEMIMPIN-PEMIMPIN ROMBONGAN

Dari Ibnu Umar ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
"Seandainya manusia tahu (bahayanya bepergian) seorang diri sebagaimana yang telah aku ketahui, niscaya tidak akan ada seorangpun yang berjalan sendirian pada waktu malam."
(HR. Bukhari)

Dari 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya, dari kekeknya ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
"Orang yang bepergian itu bagaikan 1 setan, 2 orang yang bepergian itu bagaikan 2 setan, 3 orang yang bepergian itu adalah rombongan."
(HR. Abu Dawud, Turmudzi, dan Nasa'i)

Dari Abu Sa'id dan Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
"Apabila ada 3 orang bepergian, hendaklah mereka memilih salah seorang di antara mereka untuk menjadi pemimpin rombongan."
(HR. Abu Dawud)

Dari Ibnu Abbas ra. dari Nabi SAW., beliau bersabda:
"Sebaik-baiknya kawan adalah 4 orang, sebaik-baik pasukan adalah 400 orang, dan sebaik-baik bala tentara adalah 4.000 orang, dan tidak akan dapat dikalahkan oleh 12.000 orang karena dianggap sedikit."
(HR. Abu Dawud dan Turmudzi)

SUNNAH BEPERGIAN PADA HARI KAMIS DAN PAGI HARI

Dari Ka’ab bin Malik ra. bahwasanya Nabi SAW. keluar untuk perang Tabuk pada hari Kamis, dan beliau memang suka keluar (bepergian) pada hari Kamis.
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dan di dalam riwayat lain dikatakan: “Jarang sekali Rasulullah SAW. keluar (bepergian) kecuali pada hari Kamis.”

Dari Shakher bin Wad’ah Al Ghamidiy Ash Shahabiy ra. bahwasanya Rasulullah SAW. berdo’a:
"ALLAAHUMMA BAARIK LI-UMMATII FII BUKUURIHAA
(Ya Allah, berkahilah umatku pada pagi harinya).

Dan apabila beliau mengutus (melepas) pasukan, maka beliau mengutus mereka pada pagi hari. Shakher adalah seorang pedagang, maka ia mengirimkan barang dagangannya pada pagi hari, kemudian ia menjadi kaya dan banyak hartanya."
(HR. Abu Dawud dan Turmudzi)

MENANGIS APABILA MELEWATI KUBUR ORANG-ORANG DZALIM

Dari Ibnu Umar ra. bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda kepada para sahabatnya, yaitu ketika mereka sampai di Al Hijr (perkumpulan kaum Tsamud):
“Janganlah kamu memasuki daerah orang-orang yang disiksa itu, melainkan kamu harus menangis. Apabila kamu tidak mau menangis, maka janganlah kamu masuk ke daerah mereka, niscaya kamu tidak akan tertimpa apa yang menimpa mereka.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dan di dalam riwayat yang lain dikatakan:
Ketika Rasulullah SAW. akan melewati Al Hijr, beliau bersabda:
“Janganlah kamu sekalian masuk daerah orang-orang yang mendzalimi (menganiaya) dirinya sendiri, melainkan kamu harus menangis agar kamu tidak tertimpa apa yang menimpa mereka.”

Kemudian beliau menundukkan kepala dan mempercepat langkahnya sehingga beliau melewati lembah Hijr itu.

Monday, July 6, 2015

KEUTAMAAN ORANG YANG KEMATIAN ANAK KECIL

Dari Anas ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
"Setiap orang Islam yang kematian 3 anaknya yang belum sampai dewasa, maka ia akan dimasukkan ke dalam surga atas berkat rahmat Allah terhadap anak-anaknya itu."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
"Tidaklah seseorang di antara umat Islam yang kematian 3 orang anaknya akan tersentuh api neraka, kecuali hanya sekedar untuk menepati sumpah."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Yang dimaksud dengan 'menepati sumpah' adalah firman Allah Ta'ala, yang artinya:
"Dan tidak ada seorangpun di antara kamu sekalian melainkan melewati neraka itu."
Yang dimaksud 'melewati neraka' adalah melewati shirat, yaitu titian yang dipasang di atas neraka Jahannam. Semoga Allah memberi keteguhan kepada kita dalam melewati titian itu.

Dari Abu Sa'id Al Khudriy ra., ia berkata: Ada seorang perempuan datang kepada Rasulullah SAW. dan berkata:
"Wahai Rasulullah, banyak orang yang telah memperoleh hadist dari engkau, maka berilah kami kesempatan suatu hari yang mana kami akan datang dan disitu sudilah kiranya engkau mengajarkan kepada kami, tentang apa yang telah Allah ajarkan kepadamu."
Beliau bersabda: "Kumpullah kamu sekalian pada hari anu dan hari anu."
Maka berkumpullah mereka pada yang telah ditentukan, dan Nabi SAW. mendatangi mereka serta mengajarkan apa yang telah diajarkan oleh Allah, dimana beliau bersabda:
"Tiada seorang perempuan pun yang kematian 3 anaknya melainkan mereka menjadi tirai bagi perempuan itu."
Kemudian ada seorang perempuan bertanya: "Juga 2 orang anak (juga akan menjadi tirai)."
Rasulullah SAW. bersabda: "Dan juga 2 orang anak."
(HR. Bukhari dan Muslim)


PUJIAN UNTUK ORANG YANG SUDAH MENINGGAL DUNIA

Dari Anas ra., ia berkata: Pada suatu ketika ada jenazah lewat, kemudian para sahabat memuji atas kebaikan jenazah itu, maka Nabi SAW. bersabda: "Wajib baginya."
Kemudian pada saat yang lain ada jenazah lewat, kemudian para sahabat menceritakan kejelekan jenazah itu, maka Nabi SAW. bersabda: "Wajib baginya."
Lantas Umar bin Khaththab ra. bertanya: "Apakah yang wajib baginya itu?"
Beliau menjawab: "Terhadap orang yang kamu puji kebaikannya, maka wajib baginya surga, dan terhadap orang yang kamu katakan jahat, maka wajib baginya neraka. Kamu sekalian adalah merupakan saksi Allah yang ada di muka bumi ini."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abul Aswad, ia berkata:
"Saya datang ke Madinah dan duduk bersama Umar bin Khaththab ra., kemudian ada jenazah lewat, saya memuji kebaikan jenazah itu, maka Umar ra., berkata: 'Wajib baginya,'
Kemudian lewat lagi jenazah yang lain dan saya mengatakan kejelekan jenazah itu, maka Umar berkata: 'Wajib baginya.'
Kemudian lewat lagi jenazah yang ketiga kalinya dan saya mengatakan kejelekan jenazah itu, maka Umar berkata: 'Wajib baginya.'
Abul Aswad bertanya: 'Apakah yang dimaksud dengan wajib baginya wahai Amirul Mukminin?'
Umar menjawab: 'Saya berkata sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi SAW., yaitu setiap muslim yang disaksikan baik oleh 4 orang, maka Allah memasukkannya ke surga.'
Kami bertanya: '(Apabila yang menyaksikan itu) 3 orang?'
Ia menjawab: 'Juga 3 orang.'
Kami bertanya lagi: '(Apabila yang menyaksikan itu) 2 orang?'
Ia menjawab: 'Juga 2 orang.'
Kemudian saya tidak menanyakan tentang (bagaimana) seandainya seorang saja."
(HR. Bukhari)

BERSEDEKAH DAN BERDO’A UNTUK ORANG YANG SUDAH MENINGGAL DUNIA

Allah Ta’ala berfirman: “Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdo’a: ‘Ya Tuhan kami, berilah ampun kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami.’”
(QS. Al Hasyr : 10)

Dari ‘Aisyah ra. bahwasanya ada seorang berkata kepada Nabi SAW.:
“Sesungguhnya ibu saya meninggal dunia secara mendadak, dan saya kira seandainya ibu sempat berbicara, niscaya ia akan bersedekah, apakah ia akan memperoleh pahala jika saya bersedekah untuknya?”
Beliau menjawab: “Ya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra., bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda:
“Apabila seseorang meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya, kecuali 3 macam, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang dapat diambil manfaatnya, atau anak saleh yang mau mendo’akannya.”
(HR. Muslim)

MENDO’AKAN MAYAT SETELAH DIKUBUR

Dari Abu ‘Amr, ada yang memanggilnya dengan Abu Abdullah, ada juga yang memanggilnya dengan Abu Laila Usman bin Affan ra., ia berkata:
“Apabila Nabi SAW. telah selesai menguburkan mayat, maka beliau berdiri dan bersabda: ‘Mintalah ampun untuk saudaramu dan mohonlah kepada Allah agar ia diberikan ketetapan hati karena sesungguhnya ia sekarang sedang ditanya.’”
(HR. Abu Dawud)

Dari ‘Amr bin Al Ash ra., ia berkata:
“Apabila kamu menguburkan saya, maka tinggalah di kubur selama kira-kira tukang jagal menyembelih dan membagi-bagikan dagingnya, sampai saya merasa agak tenang dan dapat menjawab apa yang ditanyakan oleh utusan Tuhanku.”
(HR. Muslim)
Hadist ini disebutkan pada halaman terdahulu dengan lengkap. Imam Syafi’i rahimahullah berkata: “Dan disunnatkan juga untuk membacakan ayat-ayat Al Qur’an di kubur itu. Bila mereka mengkhatamkan Al Qur’an itu adalah lebih baik.”

NASIHAT DI MAKAM

Dari Ali ra., ia berkata:
“Pada waktu kami mengantarkan jenazah Baqi’, Rasulullah SAW. mendekati kami lantas duduk, maka kami pun duduk di sekelilingnya. Beliau memegang tongkat kecil, sambil menekankan tongkatnya ke tanah beliau bersabda:
‘Tidak ada seorang pun di antara kamu sekalian melainkan ia telah ditentukan tempatnya di neraka ataukah di surga.’
Para sahabat bertanya: ‘Wahai Rasulullah, apakah kita diperbolehkan hanya tawakkal saja pada ketentuan itu?’
Beliau menjawab: ‘Beramallah kamu sekalian, karena tiap-tiap orang akan dimudahkan kepada apa yang telah ditentukan baginya.’”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadist ini masih ada lanjutannya.

SEGERA MELUNASI UTANG MAYAT

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi SAW., beliau bersabda:
“Jiwa seorang mukmin itu tergantung dengan utangnya, sampai utang itu dilunasi.”
(HR. Turmudzi)

Dari Hushain bin Wahwah ra., bahwasanya ketika Thalhah bin Al Barra’ ra. sakit, Nabi SAW. datang menjenguknya dan bersabda:
“Saya berpendapat bahwa Thalhah akan segera mati, apabila ia mati segera beritahukan kepadaku dan segeralah dikubur karena tidak pantas jenazah seorang muslim ditahan di tengah-tengah keluarganya.”
(HR. Abu Dawud)

MEMPERCEPAT PENGUBURAN JENAZAH

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi SAW., beliau bersabda:
“Segeralah kamu mengubur jenazah! Karena, jika jenazah itu orang saleh, berarti kalian mempercepatnya kepada kebaikan. Dan kalau jenazah itu tidak demikian (tidak baik), berarti kalian telah meletakkan kejelekan pada pundak kalian.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dan di dalam riwayat yang lain dikatakan: “Maka sebaiknya kamu segera mengantarkan, agar lekas memperoleh balasan.”

Dari Abu Sa’id Al Khudriy ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
“Apabila jenazah telah diletakkan dan diangkat pada pundak mereka, maka apabila jenazah itu orang yang saleh, ia berkata: ‘Cepat antarkan aku.’
Tetapi apabila jenazah itu bukan orang yang saleh, ia berkata kepada keluarganya: ‘Aduh celaka, akan dibawa kemana aku ini?’
Segala sesuatu selain manusia mendengar apa yang dikatakan oleh jenazah itu, seandainya manusia mendengarnya, pasti ia akan pingsan.”
(HR. Bukhari)

Sunday, July 5, 2015

DO’A DALAM SHOLAT JENAZAH

Sholat jenazah terdiri dari 4x takbir.

  1. Sesungguhnya takbir pertama membaca ta’awudz (A’UUDZU BILLAAHI MINASYSYAITHAANIR RAJIIM) dan surat Al Fatihah.
  2. Sesudah takbir kedua, membaca sholawat atas Nabi SAW. (ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA MUHAMMAD).
    Sholawat yang lebih lengkap dan utama ditambah dengan: KAMAA SHALLAITA ‘ALAA IBRAAHIIM WA ‘ALAA AALI IBRAAHIM, WABAARIK ‘ALAA MUHAMMAD WA ‘ALAA AALI MUHAMMAD KAMAA BAARAKTA ‘ALAA IBRAAHIM WA ‘ALAA AALI IBRAAHIM FIL ‘AALAMII INNAKA HAMIIDUM MAJIID.
  3. Sesudah takbir yang ketiga, membaca do’a untuk mayat dan untuk umat Islam, sebagaimana yang akan dijelaskan dalam hadist hadist di bawah ini.
  4. Sesudah takbir yang keempat, membaca do’a yang berbunyi: ALLAAHUMMA LAA TAHRIMNAA AJRAHU WALAA TAFTINNAA BA’DAHU WAGHFIR LANAA WALAHU.

SUNNAH MEMPERBANYAK JAMA’AH SHOLAT JENAZAH

Dari ‘Aisyah ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
“Setiap mayat yang disholatkan oleh orang muslim yang jumlahnya mencapai 100 orang, dimana kesemuanya memintakan syafa’at untuknya, niscaya mayat itu akan memperoleh syafa’at.”
(HR. Muslim)

Dari Ibnu Abbas ra., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda:
“Setiap orang muslim yang meninggal dunia, kemudian jenazahnya disholatkan oleh 40 orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu apa pun, niscaya Allah menerima syafa’at mereka itu.”
(HR. Muslim)

Dari Martsad bin Abdullah Al Yazanniy, ia berkata:
“Apabila Malik bin Hubairah ra. menyolatkan jenazah dan orang yang akan menyolatkannya itu sedikit, maka ia membaginya menjadi 3 bagian, kemudia ia berkata: ‘Rasulullah SAW. bersabda: Barangsiapa yang disholatkan oleh 3 shaf (baris), maka ia dapat dipastikan untuk diampuni dosanya.’”
(HR. Abu Dawud dan Turmudzi)

MENYOLATKAN, MENGANTARKAN, DAN MENYAKSIKAN PENGUBURAN JENAZAH

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata:
“Rasulullah SAW. bersabda: ‘Barangsiapa yang menyaksikan (menghadiri) jenazah sampai disholatkan, maka ia memperoleh pahala 1 qirath, dan barangsiapa yang menyaksikan (menghadirinya) sampai jenazah itu dikuburkan, maka ia memperoleh pahala 2 qirath.’
Ada seseorang bertanya: ‘Apakah 2 qirath itu?’
Beliau menjawab: ‘Sebesar 2 gunung besar.’”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda:
“Barangsiapa yang mengantar jenazah seorang muslim dengan penuh keimanan dan hanya mengharapkan pahala dari Allah, serta ia terus menungguinya sampai jenazah itu disholatkan, maka ia pulang dengan membawa pahala 2 qirath; setiap qirath menyerupai gunung Uhud. Dan barangsiapa yang pulang hanyai sampai jenazah itu diholatkan dan tidak menyaksikan penguburannya, maka ia pulang dengan membawa pahala 1 qirath.”
(HR. Bukhari)

Dari Ummu Athiyah ra., ia berkata: “Kami (orang-orang perempuan) dilarang untuk mengantar jenazah, tetapi tidak diharamkan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

MENYEMBUNYIKAN RAHASIA MAYAT

Dari Abu Rafi’ Aslam, pelayan Rasulullah SAW., bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda: “Barangsiapa yang memandikan mayat, kemudian ia menyembunyikan rahasianya (mayat), maka Allah mengampunkan baginya 40x.”
(HR. Al Hakim)

BOLEH MENANGISI MAYAT SELAMA TIDAK KETERLALUAN

Dari Ibnu Umar ra. Bahwasanya Rasulullah SAW. Bersama Abdurrahman bin ‘Auf, Sa’ad bin Abu Waqqash, dan Abdullah bin Mas’ud ra. melayat Sa’ad bi ‘Ubadah, kemudian beliau menangisinya. Ketika para sahabat melihat Rasulullah SAW. menangis, mereka pun menangis. Rasulullah SAW. lantas bersabda:
“Tidakkah kamu sekalian mau mendengar? Sesungguhnya Allah itu tidak menyiksa seseorang karena linangan air mata dan tidak pula karena kesedihan hati, tetapi Allah menyiksa atau mengasihi seseorang itu karena ini,” beliau menunjuk kepada lidahnya.
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Usamah bin Zaid ra. bahwasanya ketika cucu Rasulullah SAW. yang hampir meninggal dunia diserahkan kepadanya, maka kedua mata beliau mencucurkan air mata. Kemudian Sa’ad bertanya kepada beliau:
“Wahai Rasulullah, mengapa engkau bersikap demikian?”
Beliau menjawab: “Ini adalah suatu rahmat yang Allah limpahkan ke dalam hati hamba-hambaNya, dan sesungguhnya Allah akan mengasihi hamba-hambaNya yang mempunyai belas kasihan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Anas ra. bahwasanya ketika Rasulullah SAW. masuk ke kamar putranya Ibrahim ra. yang sedang menghembuskan nafasnya yang terakhir, maka kedua mata Rasulullah SAW. mencucurkan air mata. Kemudian Abdurrahman bin ‘Auf bertanya kepada beliau:
“Engkau juga menangis wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab: “Wahai ibnu ‘Auf, sesungguhnya ini adalah suatu rahmat, tetapi kemudian diikuti dengan ketentuan lain.”
Beliau bersabda pula: “Sesungguhnya meski mata berlinang dan hati merasa sedih, tetapi kami tidak boleh mengucapkan sesuatu kecuali apa yang diridhai oleh Allah. Dan sungguh saya merasa sedih karena harus berpisah denganmu, wahai Ibrahim.”
(HR. Bukhari)

Thursday, June 18, 2015

DO'A UNTUK MAYAT

Dari Ummu Salamah ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
"Apabila kamu datang kepada orang yang sakit atau orang yang meninggal dunia, maka berkatalah yang baik-baik karena sesungguhnya malaikat meng-aamiinkan apa yang kamu ucapkan."
Maka ketika Abu Salamah meninggal dunia, saya datang kepada Nabi SAW. dan berkata:
"Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Salamah telah meninggal dunia."
Beliau bersabda: "Ucapkanlah
ALLAAHUMMAGHFIR LII WALAHU WA-A'QIBNII MINHUU 'UQBAN HASANAH 
(Wahai Allah, ampunilah dosa saya dan dosa Abu Salamah, serta gantikanlah kepada saya yang lebih baik)."
Ummu Salamah berkata: "Kemudian Allah mengganti kepada saya seseorang yang lebih baik daripada Abu Salamah, yakni Muhammad SAW."
(HR. Muslim)

Dari Ummu Salamah ra., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda:
"Barangsiapa yang di waktu tertimpa musibah mengucapkan:
INNAA LILLAAHI WA INNA ILAIHI RAAJI'UUN. ALLAAHUMMA 'JURNII FII MUSHIIBATII WA AKHLIF LII KHAIRAN MINHAA
(Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kami pasti akan kembali kepada-Nya. Wahai Allah berilah saya pahala dalam musibah ini dan berilah saya ganti yang lebih baik daripada musibah yang menimpanya itu). 
Ummu Salamah berkata: 'Ketika Abu Salamah meninggal dunia, saya mengucapkan do'a yang diajarkan oleh Rasulullah SAW., kemudian Allah Ta'ala memberi ganti kepada saya dengan orang yang lebih baik daripada Abu Salamah, yakni Rasulullah SAW.'"
(HR. Muslim)

Dari Abu Musa ra. bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda:
"Apabila anak seseorang itu meninggal dunia, maka Allah Ta'ala bertanya kepada malaikat-Nya:
'Kamu telah mencabut nyawa anak hamba-Ku?'
Malaikat menjawab: 'Ya.'
Allah Ta'ala bertanya lagi: 'Kamu telah mencabut nyawa buah hatinya?'
Malaikat pun menjawab: 'Ya.'
Allah berfirman: 'Maka apa yang diucapkan oleh hamba-Ku itu?'
Malaikat menjawab: 'Ia memuji kepada-Mu dan mengucapkan: INNAA LILLAAHI WA INNA ILAIHI RAAJI'UUN.'
Kemudian Allah Ta'ala berfirman: 'Bangunlah untuk hamba-Ku sebuah rumah di dalam surga, dan namakanlah rumah itu dengan nama Baitul hamdi (Rumah pujian)'."
(HR. Turmudzi)

Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda:
"Allah Ta'ala berfirman: Aku tidak akan memberi balasan kepada hamba-Ku yang mukmin, apabila Aku mengambil kekasihnya di dunia ini, kemudian ia ridha dan menghadapkan pahala kepada-Ku melainkan balasan surga."
(HR. Bukhari)

Dari Usamah bin Zaid ra., ia berkata:
"Salah seorang putri Nabi SAW. mengutus seseorang untuk mengundang dan memberitahu kepada beliau bahwa anak putri Nabi itu akan meninggal dunia, kemudian beliau bersabda kepada utusan itu: 'Kembalilah kamu kepada putriku dan katakanlah kepadanya bahwa menjadi hak Allah untuk mengambil dan memberi sesuatu. Segala sesuatu itu ada batas yang telah ditentukan olehNya, maka suruhlah ia supaya bersabar dan mengharapkan pahala kepadaNya.'"
(HR. Bukhari dan Muslim)

DO'A KETIKA MENYAKSIKAN ORANG MENINGGAL DUNIA

Dari Ummu Salamah ra., ia berkata: Rasulullah SAW. masuk ke rumah Abu Salamah yang pada waktu itu masih terbuka matanya, kemudian beliau memejamkannya, seraya bersabda:
"Sesungguhnya apabila nyawa itu telah dicabut, maka diikuti oleh oleh mata."
Mendengar sabda beliau itu, para keluarganya menangis dengan keras sekali; kemudian beliau bersabda:
"Janganlah kamu berdo'a untuk dirimu sendiri kecuali dengan yang baik-baik, karena sesungguhnya malaikat itu mengaamiini apa yang kamu ucapkan."
Lantas beliau berdo'a:
"ALLAAHUMMAGHFIR LI-ABII SALAMMATA WARFA'DARAJATAHU FIL MAHDIYYIINA WAKHLUFHU FII 'AQIBIHI FIL GHAABIRIINA WAGHFIR LANAA WALAHUU YAA RABBAL 'AALAMIINA WAFSAH LAHU FII QABRIHI WANAWWIR LAHU FIIH
(Ya Allah, ampunilah dosa Abu Salamah, tinggikanlah derajatnya dalam golongan orang yang mendapat petunjuk, berilah keturunan yang baik di belakang hari, ampunilah dosa kami, dan dosanya wahai Tuhan semesta alam, lapangkanlah kuburnya, dan terangilah ia di dalam kuburnya)."
(HR. Muslim)

MEMBERI TUNTUNAN KEPADA ORANG YANG AKAN MENINGGAL DUNIA

Dari Mu'adz ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
"Barangsiapa yang akhir perkataannya adalah LAA ILAAHA ILLALLAAH, maka ia masuk surga."
(HR. Abu Dawud dan Al Hakim)

Dari Abu Sa'id Al Khudriy ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
"Tuntunlah orang yang hendak meninggal dunia dengan ucapan LAA ILAAHA ILLALLAAH"
(HR. Muslim)

BOLEH MENGELUH SAKIT

Dari Ibnu Mas'ud ra., ia berkata: Saya masuk rumah Nabi SAW. dimana beliau sedang dalam keadaan sakit panas. Kemudian saya memegang beliau dan berkata: "Sesungguhnya tubuh engkau panas sekali."
Beliai menjawab: "Memang, aku menderita panas 2x lipat dengan orang-orang seperti kamu."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Sa'id bin Abu Waqqash ra., ia berkata: Rasulullah SAW. datang menjenguk saya karena sakit keras, kemudian saya berkata: "Saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada diri saya, sedangkan saya adalah orang yang kaya dan tidak mempunyai ahli waris kecuali seorang anak perempuan."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadist ini masih ada lanjutannya.

[Dari Sa’ad bin Abi Waqqash ra. berkata: Rasulullah SAW. menengokku pada haji wada’ dari cekaman suatu penyakit yang hampir saja  merenggut nyawaku lalu aku berkata: 
"Ya Rasulullah, sebagaimana engkau lihat, penyakitku ini cukup berat, sedangkan aku adalah orang yang berharta dan tidak ada ahli warisku kecuali seorang anak perempuanku. Bolehkah aku bersedekah dengan 2/3 dari hartaku?” 
Rasulullah SAW. menjawab: "Jangan" 
Aku berkata: "Bagaimana kalau separuhnya?" 
Rasulullah SAW. menjawab: "Jangan, 1/3 saja dan 1/3 pun sudah cukup banyak. Sesungguhnya jika engkau tinggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya raya adalah lebih baik daripada engkau tinggalkan mereka dalam keadaan kekurangan meminta-minta kepada manusia. Dan tidaklah engkau mengeluarkan suatu pembelanjaan dengan menuntut keridhaan Allah, melainkan engkau akan diberi pahala karenanya hingga sesuap makanan yang engkau suapkan ke mulut istrimu." 
Aku berkata: "Ya Rasulullah, apakah aku ditinggalkan (di Makkah) sesudah kawan-kawanku (berhijrah)?" 
Rasulullah SAW. menjawab: "Sesungguhnya engkau tidak ditinggal lalu engkau beramal dengan suatu amal yang ditujukan untuk mencari keridhaan Allah melainkan dengannya engkau akan bertambah derajat dan pangkatmu. Barangkali engkau tertinggal ini akan mendatangkan manfaat bagi orang banyak dan mendatangkan kerugian bagi lainnya." 
Kemudian Rasulullah SAW. berdo’a: “Ya Allah teruskanlah bagi sahabat-sahabatku hijrah mereka dan jangan Engkau kembalikan mereka ke belakang (ke Mekkah)." 
Tetapi yang kecewa adalah Sa’ad bin Khaulah yang dikasihi oleh Rasulullah SAW. karena ia meninggal dunia di Makkah.
(HR. Bukhari – Muslim)]

Dari Al Qasim bin Muhammad, ia berkata: 'Aisyah pernah mengeluh: "Aduh sakitnya kepalaku."
Kemudian Nabi SAW. bersabda: "Aku juga merasa sakit kepala."
(HR. Bukhari)
Hadist ini masih ada lanjutannya.

Tuesday, June 16, 2015

SUNNAH BERBUAT BAIK TERHADAP ORANG SAKIT

Dari Imran bin Hushain ra. bahwasanya ada seorang perempuan dari Juhainah datang kepada Nabi SAW., dimana ia sedang hamil karena zina. Ia berkata kepada beliau:
"Wahai Rasulullah, saya terkena hukuman had, maka laksanakanlah had itu terhadap diri saya."
Kemudian Nabiyullah SAW. memanggil wali perempuan itu dan bersabda:
"Rawatlah baik-baik perempuan ini dan apabila telah melahirkan maka bawalah ke sini."
Walinya itu melaksanakan apa yang dipesankan oleh Nabi SAW. dan setelah perempuan itu melahirkan, maka dibawalah ke hadapan Nabi SAW. Kemudian perempuan itu diikat dengan bajunya, lantas beliau menyuruh untuk merajamnya, dan setelah ia meninggal dunia, maka beliau menyembahyangkannya."
(HR. Muslim)

DO'A ORANG PUTUS ASA

Dari 'Aisyah ra., ia berkata:
"Saya mendengar Nabi SAW. yang sedang menyandarkan badannya kepadaku berdo'a: 
ALLAAHUMMAGHFIRLII WAHAMNII WA ALHIQNII BIRRAFIIQIL A'LAA 
(Ya Allah, ampunilah dosaku, dan kasihanilah aku, serta temukanlah aku dengan Zat Yang Maha Luhur)."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari 'Aisyah ra., ia berkata:
"Saya melihat Rasulullah SAW. pada waktu beliau hampir wafat, dimana di situ ada sebuah gelas yang berisi air. Beliau memasukkan tangannya ke dalam gelas itu, kemudian mengusap mukanya dengan air serta berdo'a:
ALLAAHUMMA A'INNII 'ALAA GHAMARAATIL MAUTI WASAKARAATIL MAUTI
(Ya Allah, bantulah saya di dalam menghadapi beratnya maut dan kesukaran sakaratul maut)."
(HR. Turmudzi)

SUNNAH BERTANYA TENTANG KEADAAN SI SAKIT

Dari Ibnu Abbas ra. bahwasanya Ali bin Abi Thalib ra. keluar dari rumah Rasulullah SAW. pada waktu beliau sakit menjelang meninggal, kemudian para sahabat bertanya:
"Wahai Abul Hasan, bagaimana keadaan Rasulullah SAW. pagi ini?"
Ali menjawab: "Alhamdulillah pagi ini agak baik."
(HR. Bukhari)

DO'A UNTUK ORANG SAKIT

Dari 'Aisyah ra. bahwasanya apabila ada orang yang datang mengeluh sakit atau terluka kepada Nabi SAW., maka Nabi SAW. bersabda: "Dengan terlunjuknya berbuatlah demikian."
Sofyan bin Uyainah perawi hadist ini meletakkan jari telunjuknya ke tanah dan diludahi sedikit, kemudian diusapkan ke tempat yang sakit, sambil berdo'a:
"BISMILLAAHI TURBATU ARDHINAA BIRIIQATI BA'DLINAA YASYFAA SAQIIMUNAA BI-IDZNI RABBINAA
(Dengan nama Allah, dengan tanah kami ludah sebagian tanah kami, semoga disembuhkan orang yang sakit ini atas izin Tuhan kami)."
(HR. Bukhari dan Muslim)


Dari 'Aisyah ra. bahwasanya Nabi SAW. menjenguk salah seorang keluarganya dengan mengusap tangannya seraya berdo'a:
"ALLAAHUMMA RABBANNAASI ADZIIBIL BA'SA ISYFI ANTASYSYAAFII LAA SYIFAA-A ILLAA SYIFAA-UKA SYIFAA-AN LAA YUGHAADIRU SAQAMAA
(Wahai Allah Tuhan semua manusia, hilangkanlah penyakit, sembuhkanlah karena hanya Engkaulah yang dapat menyembuhkan, tiada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak dihinggapi penyakit lagi)."
(HR. Bukhari dan Muslim)


Dari Anas ra. bahwasanya ia berkata kepada Tsabit rahimahullah:
"Bolehkah saya menjampi seperti jampi Rasulullah SAW.?"
Tsabit berkata: "Silahkan."
Anas mengucapkan:
"ALLAAHUMMA RABBANNAASI MUDZHIBAL BA'SI ISYFI ANTASYSYAAFII LAA SYAAFIYA ILLAA SYIFAA-UKA SYIFAA-AN LAA YUGHAADIRU SAQAMAA
(Wahai Allah Tuhan semua manusia, hilangkanlah penyakit, sembuhkanlah karena hanya Engkaulah yang dapat menyembuhkan, tiada yang menyembuhkan kecuali Engkau, kesembuhan yang tidak dihinggapi penyakit lagi)."
(HR. Bukhari)


Dari Sa'id bin Abu Waqqash ra., ia berkata:
"Rasulullah SAW. menjenguk saya, kemudian berdo'a:
"ALLAAHUMMASYFI SA'DAN ALLAAHUMMASYFI SA'DAN ALLAAHUMMASYFI SA'DAN
(Wahai Allah, sembuhkanlah Sa'ad, 3x)."
(HR. Muslim)


Dari Abi Abdillah Utsman bin Abul Ash ra. bahwasanya ia pernah mengeluh kepada Rasulullah SAW. tentang penyakit yang menimpa badannya, kemudian Rasulullah SAW. bersabda kepadanya:
"Letakkanlah tanganmu pada tempat yang sakit, dan bacalah: BISMILLAAH 3x, lalu bacalah: 
A'UUDZU BI'IZZATILLAAHI WAQUDRATIHI MIN SYARRI MAA AJIDU WA-UHAADZIRU
(Saya berlindung diri kepada kemuliaan Allah dan kekuasaan-Nya dari penyakit yang saya derita dan saya khawatirkan) 7x."
(HR. Muslim)

Dari Ibnu Abbas ra. dari Nabi SAW., beliau bersabda:
"Barangsiapa yang menjenguk orang sakit yang belum datang saat kematiannya kemudian ia membacakan do'a ini sebanyak 7x, niscaya Allah menyembuhkan penyakitnya itu."
Do'a yang dimaksud adalah:
AS-ALULLAAHAL 'AZHIIMA RABBAL 'ARYSIL 'AZHIIMI ANYASYFIKA 7x
(Saya memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Tuhan yang mempunya 'arsy yang besar, semoga Allah memberikan kesembuhan kepada kamu)
(HR. Abu Dawud dan Turmudzi)

Dari Ibnu Abbas ra. bahwasanya Nabi SAW. datang kepada seorang Badui untuk menjenguknya. Ketika ada orang masuk menjenguknya, beliau bersabda: 
"Tidak apa-apa, mudah-mudahan penyakit ini menjadi pencuci dosa; InsyaAllah."
(HR. Bukhari)

Dari Abu Sa'id Al Khudriy ra. bahwasanya malaikat Jibril datang kepada Nabi SAW. dan berkata:
"Wahai Muhammad, engkau sakit?"
Beliau menjawab: "Ya."
Jibril berdo'a:
"BISMILLAAHI ARQIIKA MIN KULLI SYAI-IN YU'DZIIKA, MIN SYARRI KULLI NAFSIN AU 'AININ HAASIDIN ALLAAHU YASYFIIKA BISMILLAAHI ARQIIKA
(Dengan nama Allah, saya menjampikan engkau dari segala sesuatu yang menyakitkan engkau, dan dari setiap jiwa atau mata yang merasa dengki; semoga Allah menyembuhkan penyakitmu, dengan nama Allah saya menjampikan engkau)."
(HR. Muslim)

Dari Abu Sa'id Al Khudriy dan Abu Hurairah ra. bahwasanya keduanya menyaksikan Rasulullah SAW. bersabda:
"Barangsiapa yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH WALLAAHU AKBAR, maka Tuhan membenarkan ucapannya itu serta berfirman: LAA ILAAHA ILLAA ANA WA-ANA AKBAR.

Apabila ia mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAHU LAA SYARIIKA LAHU, maka Tuhan berfirman: LAA ILAAHAANA WAHDII LAASYARIIKA LII.

Apabila ia mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAHU LAHUL MULKUWALAHUL HAMDU, maka Tuhan berfirman: LAA ILAAHA ANA LIYAL HAMDU.

Apabila ia mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAHU WALAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAH, maka Tuhan berfirman: LAA ILAAHA ILLAA ANA WALAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BII."

Dan Nabi SAW. bersabda: "Barangsiapa yang mengucapkan kalimat-kalimat tersebut pada waktu sakit kemudian ia mati dalam sakitnya itu, maka ia tidak akan termakan oleh api neraka."
(HR. Turmudzi)

Wednesday, June 10, 2015

MENJENGUK ORANG SAKIT, MENYEMBAHYANGKAN, DAN MENGANTAR JENAZAH KE KUBUR

Dari Al Barra' bin Azib ra., ia berkata:
"Rasulullah SAW. memerintahkan kepada kami untuk menjenguk orang sakit, mengiring jenazah, mendo'akan orang bersin (yang memuji Allah), menepati sumpah, menolong orang teraniaya, memenuhi undangan dan menyebarluaskan salam."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda:
"Hak orang Islam atas orang Islam lain ada 5, menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengantarkan jenazah, memenuhi undangan, mendo'akan orang yang bersin (yang memuji Allah)."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata:
"Rasulullah SAW. bersabda; 'Pada hari kiamat, Allah Azza wa Jalla berfirman:
'Hai anak Adam (manusia)! Aku sakit tetapi engkau tidak menjenguk-Ku.'
Anak Adam menjawab: 'Wahai Tuhanku, bagaimana aku meski menjenguk-Mu, sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam.'
Allah berfirman: 'Tidakkah kamu tahu bahwa hamba-Ku si Fulan sakit, tetapi tidak mau menjenguknya. Tidakkah kamu tahu bahwa seandainya kamu mau menjenguknya, niscaya kamu menemukan Aku ada di sisinya. Wahai anak Adam, Aku minta makan kepadamu, tetapi kamu tidak mau memberi makan kepada-Ku.'

Anak Adam menjawab: 'Wahai Tuhanku, bagaimana aku meski memberi makan kepada-Mu, sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam?'
Allah berfirman: 'Apakah kamu tidak tahu bahwa hamba-Ku si Fulan minta makan kepadamu, tetapi kamu tidak mau memberinya makan. Apakah kamu tidak tahu bahwa seandainya kamu memberinya makan, niscaya kamu mendapatkan hal itu tertulis di sisi-Ku. Wahai anak Adam, Aku minta minum kepadamu, tetapi kamu tidak mau memberi minum kepada-Ku'

Anak Adam menjawab: 'Wahai Tuhanku, bagaimana aku meski memberi minum kepada-Mu, sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam?'
Allah berfirman: 'Hamba-Ku si Fulan minta minum kepadamu, tetapi kamu tidak mau memberinya minum. Sungguh seandainya kamu memberinya minum, niscaya kamu akan menemukan hal itu tertulis di sisi-Ku.''"
(HR. Muslim)

Dari Abu Musa ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
"Kalian tengoklah orang yang sakit, berilah makan orang yang lapar dan lepaskanlah (tolonglah) orang yang menderita."
(HR. Bukhari)

Dari Tsauban ra. dari Nabi SAW., beliau bersabda:
"Sungguh orang Islam itu apabila ia mengunjungi saudaranya sesama muslim, maka ia tetap berada di kebun surga hingga ia kembali."
Ditanyakan: "Wahai Rasulullah! Apakah khurfatul jannah itu?"
Rasulullah SAW. bersabda: "Kebun yang sedang berbuah di surga."
(HR. Muslim)

Dari Ali ra., ia berkata:
"Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda: 'Setiap orang muslim yang menjenguk sesama muslim pada waktu pagi, maka ia akan dimintakan rahmat oleh 70 ribu malaikat sampai waktu sore. Dan apabila ia menjenguknya pada waktu sore, maka ia akan dimintakan rahmat oleh 70 ribu malaikat sampai waktu pagi, serta ia mendapat jaminan buah-buahan yang siap dimakan di dalam surga.'"
(HR. Turmudzi)

Dari Anas ra., ia berkata:
"Ada seorang pemuda Yahudi yang biasa melayani Nabi SAW. datang untuk menjenguknya, lantas beliau duduk di dekat kepalanya seraya bersabda: '(Masuk) Islamlah.'
Ia melihat ayahnya yang berada di situ juga, kemudian ayahnya berkata: 'Patuhilah Abu Qasim.'
Maka ia pun masuk Islam. Kemudian Nabi SAW. keluar sambil mengucapkan: 'ALHAMDU LILLAAHILLADZI ANQADZHU MINANNAARI (Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari neraka).'"
(HR. Bukhari)

Sunday, June 7, 2015

SUNNAH BERJABAT TANGAN DAN MENUNJUKKAN KASIH SAYANG

Dari Abul Khaththab (Qatadah) ia berkata:
"Saya bertanya kepada Anas ra.: 'Apakah para sahabat SAW. itu biasa berjabat tangan?'
Ia menjawab: 'Ya'."
(HR. Bukhari)

Dari Anas ra., ia berkata:
"Ketika orang-orang dari negeri Yaman datang, maka Rasulullah SAW. bersabda:
'Kini telah datang penduduk kota Yaman dan mereka itulah orang yang pertama kali datang dengan berjabat tangan.'"
(HR. Abu Dawud)

Dari Al Barra' ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
"Dua orang Islam yang bertemu kemudian mereka berjabat tangan, maka dosa kedua orang tersebut diampuni sebelum keduanya berpisah."
(HR. Abu Dawud)

Dari Anas ra. ia berkata: Ada seorang bertanya kepada Rasulullah:
"Wahai Rasulullah, apabila seorang di antara kami, bertemu dengan saudara atau kawannya apakah ia harus membungkukkan diri?"
Beliau menjawab: "Tidak."
Ia bertanya: "Apakah ia harus mendekap dan menciumnya?"
Beliau menjawab: "Tidak."
Ia bertanya lagi: "Apakah ia harus memegang tangannya dan menjabatnya?"
Beliau menjawab: "Ya."
(HR. Turmudzi)

Dari Saffan bin 'Assal ra., ia menceritakan bahwa ada seorang Yahudi berkata kepada kawannya: "Marilah kita pergi menemui Nabi."
Maka keduanya datang kepada Rasulullah SAW. dan menanyakan tentang 9 ayat. Setelah dijawab oleh Nabi SAW. kemudian mereka mencium tangan dan kaki Rasulullah serta berkata:
"Kami bersaksi sesungguhnya engkau adalah seorang Nabi."
(HR. Turmudzi)

Dari Ibnu Umar ra., ia menceritakan sebuah kisah yang di dalamnya terdapat kalimat:
"Kemudian kami mendekat Nabi SAW. dan mencium tangan beliau."
(HR. Abu Dawud)

Dari 'Aisyah ra., ia berkata:
"Zaid bin Haritsah datang ke Madinah dan Rasulullah SAW. sedang berada di rumahku, kemudian ia datang dan mengetuk, lantas Nabi SAW. bangkit dan menarik kainnya, serta memeluk dan menciumnya."
(HR. Turmudzi)

Dari Abu Dzar ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda kepada saya:
"Janganlah kamu sekali-kali meremehkan kebaikan, walaupun hanya dengan bermuka manis apabila kamu berjumpa dengan saudaramu."
(HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata:
"Nabi SAW. mencium Al Hasan bin Ali ra., kemudian Al Aqra' bin Habis berkata: 'Sesungguhnya saya mempunya 10 anak, tetapi saya tidak pernah mencium seorang pun dari mereka.'
Maka Nabi SAW. bersabda: 'Barangsiapa tidak mengasihi, tidak akan dikasihi'."
(HR. Bukhari dan Muslim)

SUNNAH MENDO'AKAN ORANG BERSIN BILA MEMBACA HAMDALAH

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau bersabda:
"Sesungguhnya Allah itu suka pada bersin dan benci pada menguap. Maka apabila salah seorang di antara kamu bersin dan ia memuji Allah Ta'ala (membaca hamdalah), maka bagi setiap orang muslim yang mendengarnya wajib mengucapkan:
YARHAMUKALLAAH
(Semoga Allah mengasihi kamu)
Adapun menguap itu adalah berasal dari setan, maka apabila salah seorang di antara kamu sekalian menguap, hendaklah ia menahannya semampunya, karena apabila salah seorang di antara kamu sekalian itu menguap maka setan menertawakannya."
(HR. Bukhari)

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi SAW., beliau bersabda:
"Apabila salah seorang di antara kamu sekalian bersin, maka hendaklah ia mengucapkan:
ALHAMDULILLAAH
(Segala puji bagi Allah),
dan hendaklah saudara atau kawannya mengucapkan:
YARHAMUKALLAAH
(Semoga Allah mengasihi kamu).
Apabila ada seorang yang mengucapkan: YARHAMUKALLAAH, maka hendaklah orang yang bersin mengucapkan:
YAHDIKUMULLAAH WA YUSHLIH BAALAKUM
(Semoga Allah memberi petunjuk kepadamu dan semoga Allah selalu menunjukkan kebaikan kepada hatimu)."
(HR. Bukhari)

Dari Abu Musa ra., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda:
"Apabila salah seorang di antara kamu sekalian bersin dan ia memuji Allah, maka do'akanlah ia, dan apabila ia tidak memuji Allah, maka janganlah kamu mendo'akannya."
(HR. Muslim)

Dari Anas ra., ia berkata:
"Ada 2 orang bersin di hadapan Nabi SAW., kemudian beliau mendo'akan kepada salah seorang di antara keduanya itu dan tidak mendo'akan kepada yang lain. Maka orang yang tidak dido'akan berkata:
'Si Fulan bersin, engkau mendo'akannya, sedangkan saya bersin mengapa engkau tidak mendo'akan saya?'
Beliau bersabda: 'Si Fulan ini memuji kepada Allah, sedangkan kamu tidak memuji kepada Allah'."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata:
"Rasulullah SAW. apabila bersin, maka beliau meletakkan tangan pada mulutnya dan beliau merendahkan atau menekan suaranya," perawi bimbang.
(HR. Abu Dawud dan Turmudzi)

Dari Abu Musa ra., ia berkata:
"Orang-orang Yahudi bersin di hadapan Rasulullah SAW. dengan harapan agar beliau mengucap: YARHAMUKALLAAH, tetapi beliau hanya mengucapkan: YAHDIKUMULLAAH WA YUSHLIH BAALAKUM."
(HR. Abu Dawud dan Turmudzi)

Dari Abu Sa'id Al Khudriy ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
"Apabila salah seorang di antara kamu sekalian menguap, maka hendaklah ia menutupkan tangan pada mulutnya, karena sesungguhnya setan akan masuk ke mulutnya."
(HR. Muslim)

SUNNAH MENYEBUT NAMA BILA DITANYA: Siapa Kamu?

Dari Anas ra. di dalam hadist tentang Isra' yang telah masyhur, dimana ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
"Kemudian Jibril membawa aku naik ke langit dunia dan minta dibukakan pintu langit,
ketika ditanya: 'Siapa ini?'
Ia menjawab: 'Jibril.'
Ditanya lagi: 'Bersama siapa kamu?'
Ia menjawab: 'Muhammad.'
Kemudian ia naik ke langit kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya. Pada setiap pintu langit ditanya: 'Siapa ini?'
Maka ia menjawab: 'Jibril'."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Dzar ra., ia berkata:
"Saya keluar pada suatu malam, tiba-tiba saya bertemu dengan Rasulullah SAW. dimana beliau berjalan sendirian. Pada saat itu saya berjalan dalam keadaan terang bulan, kemudian beliau menoleh dan melihat saya, lalu bertanya: 'Siapa ini?'
Saya menjawab: 'Abu Dzar'."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Ummu Hani' ra., ia berkata:
"Saya datang kepada Nabi SAW. dan beliau sedang mandi dan ditutupi kain oleh Fatimah, kemudian beliau bertanya: 'Siapa ini?'
Saya menjawab: 'Ummu Hani''."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Jabir ra., ia berkata:
"Saya datang kepada Nabi SAW. dan mengetuk pintu, kemudian beliau bertanya: 'Siapa ini?'
Saya menjawab: 'Saya.'
Beliau bersabda: 'Saya, saya', seolah-olah beliau membenci ucapan itu."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Thursday, June 4, 2015

SOPAN SANTUN DUDUK DAN SIKAP TERHADAP KAWAN DUDUK

Dari Ibnu Umar ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
"Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kamu sekalian membangkitkan seseorang dari tempat duduknya, kemudian ia duduk di tempatnya itu, tetapi hendaklah kamu sekalian memperluas untuk memberi tempat."
Dan bagi Ibnu Umar, apabila ada seseorang bangkit dari tempat duduknya dan Ibnu Umar dipersilahkan untuk duduk pada tempat itu, maka ia tidak mau duduk di tempat itu."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra., bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda:
"Apabila salah seorang dari kamu sekalian bangkit dari tempat duduknya kemudian ia kembali lagi, maka ia adalah orang yang paling berhak untuk menempati tempat tersebut."
(HR. Muslim)

Dari Jabir bin Samurah ra., ia berkata:
"Apabila kami datang kepada Nabi SAW., maka salah seorang di antara kamu duduk dimana ia sampai."
(HR. Abu Dawud dan Turmudzi)

Dari Abu Abdullah (Salman) Al Farisiy ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
"Tidak ada seorang pun yang mandi pada hari Jum'at, kemudian bersuci dengan sempurna dan memakai minyak atau memakai harum-haruman yang ada di rumahnya, kemudian pergi ke masjid dan tidak memisahkan antara dua orang yang sudah duduk lebih dulu, kemudian sholat sebagaimana yang telah ditentukan, serta memperhatikan imam yang sedang berkhutbah, melainkan diampuni dosa-dosanya yang diperbuat antara hari itu sampai Jum'at berikutnya."
(HR. Bukhari)

Dari Amr bin Sya'aib dari ayahnya dari kakeknya, bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda:
"Seseorang tidak diperbolehkan memisahkan antara dua orang (yang sudah duduk lebih dulu) kecuali dengan izin keduanya."
(HR. Abu Dawud dan Turmudzi)
Dalam riwayat Abu Dawud: "Tidak boleh seorang duduk di antara dua orang, kecuali dengan izin keduanya."

Dari Hudzaifah bin Al Yaman ra. bahwasanya Rasulullah SAW. mengutuk orang yang duduk di tengah-tengah lingkaran majelis.
(HR. Abu Dawud)

Dari Abu Mijlaz, bahwasanya ada seseorang duduk di tengah-tengah lingkaran majelis, kemudian Hudzaifah berkata:
"Allah mengutuk orang yang duduk di tengah-tengah lingkaran majelis melalui lisan Muhammad SAW."
(HR. Turmudzi)

Dari Abu Sa'id Al Khudriy ra., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda:
" Sebaik-baik majelis adalah majelis yang lapang."
(HR. Abu Dawud)

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
"Barangsiapa yang duduk dalam suatu majelis dan ia banyak beromong-omong, kemudian sebelum bangkit untuk meninggalkan majelis itu ia mengucapkan:


SUBHAANAKALLAAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU ALLAA ILAA HA ILLAA ANTA ASTAGHFIRUKA WA ATUUBU ILAIKA 
(Maha Suci Engkau Ya Allah, dan dengan memuji-Mu saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Engkau, saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu) 
melainkan diampuni dosa yang diperbuatnya selama ia duduk di dalam majelis itu."
(HR. Turmudzi)

Dari Abu Barzah ra., ia berkata:
"Apabila Rasulullah SAW. hendak bangkit untuk meninggalkan suatu majelis, maka ucapan yang paling akhir diucapkannya adalah:

SUBHAANAKALLAAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU ALLAA ILAA HA ILLAA ANTA ASTAGHFIRUKA WA ATUUBU ILAIKA
(Maha Suci Engkau Ya Allah, dan dengan memuji-Mu saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Engkau, saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu)

Maka ada seseorang berkata:
'Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau mengucapkan suatu ucapan yang tidak biasa engkau baca pada waktu-waktu sebelumnya.'
Beliau bersabda:
'Ucapan itu sebagai kaffarat (pelebur) atas dosa yang diperbuat selama dalam majelis.'"
(HR. Abu Dawud dan diriwayatkan juga oleh Al Hakim Abu Abdullah dari 'Aisyah ra.) 

Dari Ibnu Umar ra., ia berkata:
"Jarang sekali Rasulullah SAW. bangkit dari suatu majelis sebelum membaca do'a-do'a ini:

ALLAAHUMMAQSIM LANAA MIN KHAS-YATIKA MAA TAHUULU BIHII BAINANAA WABAINA MA'SYIYATIKA MAA WAMIN THAA'ATIKA MAA TUBALLIGHUNAA BIHII JANNATAKA, WAMINAL YAQIINI MAA TUHAWWINU BIHI 'ALAINA MASHAA-IBAD DUN-YAA. ALLAAHUMMA MATTI'NA BIASMAA'INAA WA ABSHARARINAA WAQUWWATINAA MAA AHYAITANAA WAJ'ALHU WAARITSA MINNAA WAJ'AL TSA'RANAA 'ALAA MAN ZHALAMANAA, WANSHURNAA 'ALAA MAN 'AADAANAA WALAA TAJ'AL MUSHIIBATANAA FIDDIININAA WALAA TAJ'ALI DUN-YA AKBARA HAMMINA MABLAGHA 'ILMINAA WALAA TUSALLITH 'ALAINAA MAN LAA YARHAMUNAA
(Ya Allah, bagikanlah kepada kami dari rasa takut kepada-Mu yaitu rasa yang dapat menghalangi kami dari berbuat maksiat kepada-Mu, dan bagikanlah rasa taku kepada-Mu yaitu rasa yang dapat menghantarkan kami ke dalam surga-Mu, serta bagikanlah kepada kami rasa yakin yaitu rasa yang dapat meringankan cobaan dunia yang menimpa kami. Ya Allah puaskanlah kami selama Engkau masih memberi hidup kepada kami, dan jadikanlah semua itu mewarisi kami {jangan sampai semua itu ditinggalkan sebelum kami meninggal}. Balaslah orang yang berbuat aniaya kepada kami, tolonglah kami dalam menghadapi musuh-musuh kami. Janganlah Engkau menimpakan cobaan dalam agama kami, dan jangan pula Engkau jadikan dunia itu sebagai tujuan utama kami atau sebagai puncak pengetahuan kami; serta janganlah Engkau jadikan orang yang tidak mempunyai rasa belas kasih terhadap kami menjadi pemimpin kami)."
(HR. Turmudzi)

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
"Suatu kaum yang bangkit dari suatu majelis dimana mereka tidak berdzikir kepada Allah Ta'ala ketika duduk, maka mereka bangkit bagaikan bangkai keledai. Mereka mendapat kerugian yang besar sekali."
(HR. Abu Dawud)

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi SAW., beliau bersabda:
"Suatu kaum yang duduk di suatu majelis dimana mereka tidak berdzikir kepada Allah Ta'ala dan tidak pula membaca shalawat Nabi mereka, maka mereka sungguh mendapatkan kerugian (tergantung Allah) apakah Ia menyiksa mereka atau mengampuni mereka."
(HR. Turmudzi)

Dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah SAW. beliau bersabda:
"Barangsiapa yang duduk dalam suatu tempat duduk kemudian ia tidak berdzikir kepada Allah Ta'ala, maka ia akan mendapat kerugian di hadapan Allah. Dan barangsiapa yang berbaring kemudian ia tidak berdzikir kepada Allah Ta'ala, maka  ia juga mendapat kerugian di hadapan Allah."
(HR. Abu Dawud)